PRAKATA

- HIDUP adalah sebuah pilihan dan setiap pilihan pasti ada konsekwensi-nya. Silahkan saja membenarkan diri terhadap apa yang telah dilakukan, tapi hati tidak pernah bohong dan parameter hukum/norma yang paling sempurna hanyalah ketentuan Allah SWT, jadi segeralah menuju pintu taubat, selama nafas masih ditenggorokan serta pintu taubat masih terbuka, sebelum segalanya jadi terlambat & penyesalan yang tiada guna lagi (Jkt, Juni 2012 rev.@jogja 8 Mei 2018) -

Minggu, 08 Juli 2012

Takwa sebagai Hiasan Hidup

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menghiasi dirinya dengan ketakwaan kepada Allah, maka ia akan hidup dengan penuh keyakinan dan kekuatan. Ia pun akan berjalan di muka bumi ini dengan penuh ketenangan dan kedamaian.” (HR. Abu Nu’aim dari Ali bin Abi Thalib).

Setiap orang, terlebih lagi seorang Muslim, pasti akan selalu mendambakan ketenangan dan kedamaian dalam hidupnya, apa pun posisi, jabatan, kedudukan, profesi, dan keahliannya.

Tentu yang di maksud dengan ketenangan dan kedamaian ini, bukanlah dalam arti yang pasif, tidak pernah berhadapan dengan problematika kehidupan. Mustahil ada orang yang tidak punya masalah. Sebab, berhadapan dengan masalah dan tantangan merupakan sunatullah dalam kehidupan (sunnatullah fil hayah).

Bahkan, dalam perspektif Alquran, kesuksesan dan keberhasilan (kemudahan) itu hanyalah akan diraih ketika seseorang mampu mengatasi kesulitan/tantangan dan memecahkannya dengan sebaik-baiknya.

Sadarilah bahwa sesungguhnya kesulitan dan kemudahan ibarat dua sisi pada satu koin (mata uang) yang kedua-duanya tidak bisa dipisahkan. Perhatikan firman-Nya dalam Surah Al-Insyirah ayat 5-6, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

Sabda Rasulullah SAW tersebut di atas menjelaskan bahwa keyakinan, kekuatan, ketenangan, dan kedamaian dalam mengatasi berbagai macam masalah kehidupan hanyalah akan diraih manakala takwa dijadikan sebagai hiasan hidup. Dalam pengertian hati-hati di dalam ucapan ataupun tindakan, di samping kepatuhan kepada ketentuan Allah SWT.

Dalam Alquran Surah Al-Hujurat ayat 13, Allah menyatakan bahwa sebaik-baiknya orang yang ada di antara umat manusia adalah orang yang paling bertakwa. Dalam ayat lainnya Allah berfirman, “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS. Al-A’raf: 26).

Orang yang bertakwa adalah orang yang selalu memikirkan apa yang akan diucapkan dan dilakukannya tidak sembarangan dan tidak asal-asalan. Tidak ada niat sama sekali untuk melakukan kejahatan yang merugikan orang lain, terlebih lagi merugikan masyarakat dan bangsa secara luas.

Orang yang menjadikan takwa sebagai hiasan hidupnya tidak mungkin mengkhianati jabatannya dengan memanfaatkannya untuk kepentingan diri, keluarga, dan kelompok nya. Karena, jabatan diyakininya sebagai amanah yang akan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, bangsa, dan terutama kepada Allah SWT.

Dan apabila hal ini sudah masuk ke dalam struktur berpikir dan bertindak seseorang, ia akan mendapatkan ketenangan dan kedamaian yang sesungguhnya di dunia ini dan insya Allah di akhirat nanti. Wallahua’lam bish shawwab. (Oleh: KH Didin Hafidhuddin MS/ Republika OL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar