Setiap manusia pasti akan mati. Tidak ada
manusia yang tidak mati. Siapapun akan menghadapi kematian. Tetapi
manusia tidak tahu kapan akan menemui kematiannya. Hidup, mati, dan
jodoh itu rahasia. Hanya Sang Pencipta yang tahu.
Setiap manusia memiliki hak untuk memilih sendiri-sendiri jalan menuju kematiannya.
Masing-masing berbeda dalam memilih jalan kematian. Seorang ayah
dengan anaknya berbeda dalam memilih jalan kematian. Antara saudara
dengan saudara lainnya berbeda memilih jalan kematian.
Manusia hanya bisa sama dalam memilih jalan kematian, bila manusia itu memiliki persepsi dan tujuan yang sama dalam hidupnya.
Manusia
yang memahami kehidupan ini merupakan bagian hari depan kehidupan yang
bersifat kekal di akhirat, dan akan berbeda dengan manusia yang tidak
memiliki persepsi dan dasar tujuan yang jelas dalam kehidupannya.
Perbedaan-perbedaan bisa dialami dalam sebuah keluarga, kelompok,
organisasi, dan gerakan.
Penyebab Kematian
1. Kenikmatan Dunia
Manusia
ada yang memilih jalan menuju kematian dengan cara mengejar kenikmatan
dunia. Karena itu, sepanjang hidupnya hanya diorientasikan (diarahkan)
dengan kenikmatan dunia. Hari-harinya terus dipenuhi dengan
khayalan-khayalan kehidupan yang penuh dengan hal-hal yang serba nikmat.
Mereka bisa tinggal di rumah, apartemen, vila, dan tempat yang
indah, serba nikmat, disertai dengan jenis kenikmatan lainnya. Makanan,
minuman, dan bahkan hidupnya tidak dapat dilepaskan dengan wanita
cantik. Karena itu bagian dari kenikmatan yang menjadi khayalannya.
Khayalannya tidak pernah berhenti, dan terus melambung tinggi, dan
selalu ada keinginan menggapai khayalan itu.
Karena itu, tidak
jarang jenis manusia seperti ini, terkadang mati dalam pelukan wanita
cantik, yang selama ini melengkapi hidupnya, dan itu merupakan bagian
kenikmatan yang selalu dia inginkan. Kemudian, dia menemukan
kamatiannya dengan jalan seperti itu.
2. Kenikmatan Sahwat (sex bebas)
Ada
manusia yang ingin menempuh jalan kematiannya dengan secara terus
berbuat maksiat dan durhaka. Seperti melakukan sek bebas. Banyak pula
mereka yang mati diatas perut perempuan. Mereka menjalani pilihan
hidupnya dengan sadar. Karena, hal itu sudah menjadi persepsi dan dasar
tujuannya hidupnya. Selama hidupnya tidak dapat dilepaskan dengan
melakukan sek bebas. Sampai menemui ajalnya. Itu adalah pilihannya.
3. Kenikmatan Harta Benda (hubud dunya/ pemuja harta)
Ada
pula manusia yang ingin menempuh jalan kematiannya dengan melakukan
pemujaan terhadap harta. Mereka menjadikan harta sebagai "tuhan", maka
mereka menempuh jalan hidupnya menuju kematian dengan cara seperti itu.
Hidupnya hanya bagaimana bisa mendapatkan harta sebanyak-banyaknya.
Tidak perduli dari mana harta itu didapatkan. Maka, banyak para pemuja
harta itu, akhirnya menemui kematiannya dengan harta. Termasuk diantara
mereka yang sudah menjadikan harta sebagai "tuhan", kemudian masuk
penjara. Karena terlalu serakah menikmati harta, dan tidak lagi tahu
mana yang halal dan mana yang haram, dan kemudian mati.
4. Kenikmatan Pangkat & Jabatan (Obsesi Duniawi)
Ada
pula yang menempuh jalan menuju kematian dengan penuh ambisi dan
obsesi dengan kekuasaan, yang kemudian menjadikan kekuasaan sebagai
"tuhan" mereka. Mereka hidupnya hanya digunakan sepenuhnya untuk
mengejar kekuasaan. Mengejar kekuasaan siang dan malam. Ketika sudah
mendapatkan kekuasaan tidak tahu lagi, tentang hakekat kekuasaan, dan
akan digunakan untuk apa kekuasaan itu? Sampai akhirnya mati dalam
rengkuhan kekuasaan.
5. Iman dan Keyakinan
Tetapi,
ada pula yang menginginkan kematian dengan tujuannya membela
keyakinannya, dan menyakini kematian adalah sebuah keindahan yang bakal
ditemuinya, kelak di akhirat. Karena itu, mereka berani menanggung
resiko, dan tidak pernah takut, dan kawatir akan kematian yang akan
dihadapinya. Justru dia mencari dan mengharapkan kematian yang akan
datang.
Kematian diyakini pasti akan datang. Dengan
cita-citanya yang ingin diwujudkan yaitu, kemuliaan di sisi-Nya. Dia
berani melakukan "sesuatu" yang membawa kemuliaan baginya. Sebuah
keyakinan tidak pernah berhenti dengan tindakan apapun yang akan
dihadapi. Kesakitan dan penderitaan itu adalah bagian dari tujuan untuk
mencapai kemuliaan itu. Sebuah keyakinan tidak berakhir hanya dengan
kematian. Kematian yang dialaminya itu diyakini hanya permulaan
kehidupan yang panjang, tanpa batas. Kekal. Kehidupan kampung akhirat,
yaitu surga yang tak ternilai oleh apapun. Itulah manusia yang memiliki
keyakinan dan cita-cita.
Seorang ibu muda Palestina yang
baru melahirkan, pergi ke Jerusalem, dan menggendong "sesuatu", tetapi
bukan menggendong bayinya, kemudian disebuah tempat pemberhentian bus
di kota Jerusalem itu, dia meledakkan dirinya, menyebabkan tewasnya
tentara Yahudi. Itulah pilihan menemukan kematian dari ibu muda
Palestina yang diyakini dengan kematian itu, dia akan mendapatkan
kebahagiaan yang kekal.
Karena itu, ketika mendengar
berita ada orang yang tewas di Sukoharjo ditembak Densus 88, tidak
perlu ditangisi dan disedihkan. Karena itu, sudah menjadi tujuan
hidupnya ingin mendapatkan kematian dengan keyakinannya. Densus hanya
"sarana" bagi dia untuk menuju kematian yang dicita-citakan. Setiap
manusia berhak memilih jalan kematian masing-masing. Sesuai dengan
persepsi dan tujuan hidupnya. Wallahu'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar