Istidraj adalah salah satu pemberian nikmat yang disertai oleh murka Allah SWT. Istidraj terjadi pada orang yang lalai beribadah dan durhaka kepada Allah.
Secara bahasa istidraj diambil dari kata daraja yang artinya naik dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya. Sementara secara istilah, istidraj dari Allah kepada hamba-Nya diartikan sebagai hukuman yang diberikan sedikit demi sedikit.
Dikutip dari buku Muhasabah Terhadap Berbagai Kemungkinan Dosa Dalam Menjalankan Jabatan Sehari-Hari Oleh Daeng Naja, Umar bin Khattab menyebut orang yang terkena istidraj dengan sebutan mustadraj. Mereka adalah orang-orang yang diberikan nikmat namun diarahkan menuju kebinasaan.
Dalam kehidupan sehari-hari, istidraj terjadi pada orang yang kaya raya, tetapi tidak sholat dan tidak membayar zakat. Bentuk istidraj tersebut dijelaskan oleh Rasulullah dalam berbagai riwayat hadits.
Salah satunya dikutip dari buku Masya Allah, Hidupmu Luar Biasa oleh Robi Afrizan Saputra, dari uqbah bin Amir ra mengabarkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Bila kamu melihat Allah memberi hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka ketahuilah bahwa hal itu adalah istidraj yaitu jebakan berupa nikmat yang disegerakan dari Allah.” (HR.Ahmad)
Oleh karenanya, umat Muslim dianjurkan untuk selalu berhati-hati atas nikmat yang diterimanya. Jika kenikmatan itu membuat hati semakin jauh dari Allah, bisa jadi itu adalah istidraj yang diberikan oleh Allah.
Ketika seseorang sedang terkena azab istidraj, hatinya akan hitam dan keras. Nasihat dalam bentuk apapun tidak akan pernah diterimanya. Sebab Allah telah menutup hati mereka dari segala perkara baik.
Azab Istidraj dari Allah dijelaskan pada Alquran surat Al- Qalam ayat 44-45, yang berbunyi:
فَذَرْنِيْ وَمَنْ يُّكَذِّبُ بِهٰذَا الْحَدِيْثِۗ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَۙ وَاُمْلِيْ لَهُمْۗ اِنَّ كَيْدِيْ مَتِيْنٌ
Artinya: Maka serahkanlah kepada-Ku (urusannya) dan orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al-Qur'an). Kelak akan Kami hukum mereka berangsur-angsur dari arah yang tidak mereka ketahui, dan Aku memberi tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh.
Said bin Abdullah dalam buku Kitab Petunjuk Tobat karya Yusuf Qardhawi menjelaskan, makna ayat di atas yaitu Allah melimpahkan kenikmatan kepada mereka yang durhaka kepada Allah dan membuat mereka lupa bersyukur kepada-Nya. Kemudian, secara tiba-tiba kesenangan itu dicabut oleh-Nya dan tidak diberikan waktu untuk bertobat.
Agar bisa berhati-hati dengan bahaya istidraj tersebut, berikut perbedaan istidraj dan karomah yang wajib diketahui umat Islam.
Perbedaan Istidraj dan Karomah
Dikutip dari buku Tanya Jawab Islam oleh PISS KTB, secara umum, perbedaan karomah dan istidraj dapat dilihat dari orang-orang yang menerimanya. Para pemilik karomah tidak senang dengan karomah yang mereka miliki. Karomah tersebut justru membuatnya semakin takut dan waspada terhadap siksa Allah.
Sedangkan pemilik istidraj sangat senang dengan nikmat yang diberikan kepadanya. Nikmat tersebut membuat mereka memandang rendah orang lain, membanggakan diri sediri, merasa aman dari tipu daya, dan tidak takut kepada siksaan Allah.
Selain itu, orang yang terkena istidraj tidak bisa membedakan halal dan haram. Jika sikap seperti ini muncul pada diri seseorang, berarti segala nikmat yang ia miliki bukanlah karomah melainkan istidraj dari Allah SWT.
___________________
Sumber : https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengenal-mustadraj-orang-yang-diberikan-istidraj-oleh-allah-1xKvEGGJKTi/full
Tidak ada komentar:
Posting Komentar