Menurut Ibnu Qayyin Al Jauziyah, dalam buku Qada dan Qadar menyatakan bahwa qadar adalah pengetahuan Allah SWT terhadap seluruh makhluk-Nya sekaligus merupakan hukumnya. Sedangkan qada merupakan ketetapan Allah yang tercatat di Lauh al-Mahfuz sejak zaman azali. Ketetapan tersebut sesuai dengan kehendak-Nya yang berlaku untuk seluruh makhluk ciptaan-Nya.
Seorang muslim hendaknya mengetahui bahwa Allah Ta'ala terlebih dahulu mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada makhluk ciptaan-Nya. Perlu diketahui bahwa segala takdir yang diberikan oleh-Nya merupakan takdir terbaik.
Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat Al-Furqan ayat 2:
ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٌ فِى ٱلْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَىْءٍ فَقَدَّرَهُۥ تَقْدِيرًا
Artinya: "Dan dialah yang menciptakan tiap-tiap sesuatu lalu menentukan keadaan makhluk-makhluk itu dengan ketentuan takdir yang sempurna."
Dapat dimaknai bahwa beriman kepada Qada dan Qadar sesuatu yang penting karena membuktikan keimanan seseorang tersebut kepada Allah Ta'ala dalam mengatur segalanya.
Rasulullah SAW menjelaskan tentang iman yang berkaitan dengan beriman kepada qada dan qadar dalam Hadist No. 09 Shahih Muslim Kitab Al-Iman yang berbunyi, "Bahwa engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhirat dan engkau beriman kepada taqdir sama ada yang baik maupun buruk."
Hikmah Meyakini Qada dan Qadar
1. Melatih Berhusnuzan kepada Allah SWT
Berhusnuzan kepada Allah SWT merupakan kewajiban seorang muslim yang tertulis dalam firman Allah dalam Ali Imran ayat 191:
أ ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka."
Melansir dalam buku Pendidikan Agama Islam oleh Drs. H. Masam AF, M.Pd, sebagai orang yang beriman kita harus rela menerima segala ketentuan Allah atas diri kita. Di dalam sebuah hadits qudsi disebutkan: "Siapa yang tidak rida dengan qada-Ku dan qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana yang Aku timpakan atasnya, maka baiklah ia mencari tuhan selain Aku." (HR. Thabrani).
2. Melatih Kesabaran atas Takdir yang Diberikan oleh Allah SWT
Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar akan tetap memepertahankan sifat sabar, ta'bah, dan tidak mudah untuk putus asa ketika mengalami kegagalan. Sesuai dengan firman Allah dalam Surat Yusuf ayat 87 yang berbunyi:
وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْكَٰفِرُونَ...
Artinya: "Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tidak putus asa dari Allah, melainkan kaum kafir."
3. Terhindar dari sifat ragu dan sombong
Dengan mengimani qada dan qadar seorang muslim akan meyakini bahwa segala-Nya telah ditakdirkan oleh Allah dengan takdir terbaik menurut-Nya.
Dengan mengimani qada dan qadar semoga kita dapat menjadi seorang muslim yang selalu meyakini atas kehendak-Nya sekaligus bertawakal kepada-Nya.
Menurut Sumber Belajar Kemendikbud, hikmah dari meyakini qada dan qadar juga dapat terhindar dari sifat sombong. Orang yang percaya akan takdir Allah SWT pasti tidak akan sombong, karena ia memahami bahwa semua yang dimiliki adalah sumber dari Allah SWT.
_______________________________________
Sumber : https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6395061/pentingnya-meyakini-qada-dan-qadar-seperti-apa-dalilnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar