PRAKATA

- HIDUP adalah sebuah pilihan dan setiap pilihan pasti ada konsekwensi-nya. Silahkan saja membenarkan diri terhadap apa yang telah dilakukan, tapi hati tidak pernah bohong dan parameter hukum/norma yang paling sempurna hanyalah ketentuan Allah SWT, jadi segeralah menuju pintu taubat, selama nafas masih ditenggorokan serta pintu taubat masih terbuka, sebelum segalanya jadi terlambat & penyesalan yang tiada guna lagi (Jkt, Juni 2012 rev.@jogja 8 Mei 2018) -

Selasa, 29 November 2022

(#5 Seri Sholat) 11 Hikmah Sholat untuk Kehidupan Dunia dan Akhirat

Sholat adalah kewajiban bagi setiap muslim. Ada beberapa hikmah sholat mulai dari meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT hingga mendapatkan ridha-Nya.

Perintah mendirikan sholat termaktub dalam Al-Qur'an surah Al Baqarah ayat 43. Allah SWT berfirman,

وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرّٰكِعِيْنَ ٤٣

Artinya: "Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk."

Rasulullah SAW dalam sabdanya juga memerintahkan umatnya untuk mendirikan sholat.

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى

Artinya: "Sholatlah kalian sebagaimana engkau melihatku sholat." (HR Bukhari dan Malik)

Sholat yang diwajibkan atas setiap muslim disebut sholat fardhu atau sholat lima waktu. Sebagaimana firman-Nya dalam surat An Nisa ayat 103,

اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا

Artinya: "Sungguh, sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman."

Hikmah Sholat

Mengutip buku Fiqh Ibadah oleh Zaenal Abidin dan Kitab Lengkap Panduan Sholat oleh Khalilurrahman Al-Mahfani dan Abdurrahim Hamdi, berikut hikmah sholat untuk kehidupan di dunia dan akhirat,

(Pertama) Meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

(Kedua) Memberikan ketenangan dalam diri baik lahir maupun batin.

(Ketiga) Mendapatkan kecintaan kepada Allah SWT.

(Keempat) Mencegah perbuatan keji dan mungkar.

(Kelima) Sholat akan menyucikan dan membersihkan jiwa.

(Keenam) Sholat merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang melebihi segala-galanya, sebab tabiat manusia adalah lemah dan membutuhkan Allah SWT

(Ketujuh) Memberikan ketentraman dan mendamaikan serta menjadikan seseorang merasakan kenikmatan hakiki yang tidak akan ia dapati selain dari padanya.

(Kedelapan) Dapat meringankan seseorang untuk melakukan berbagai kebajikan dan meninggalkan menungkaran.

(Kesembilan) Dapat menghibur seseorang ketika dilanda musibah dan meringankan beban penderitaan saat sudah dan mengalami rasa sakit.

(Kesepuluh) Seorang hamba dengan ibadahnya kepada Rabbnya dapat membebaskan dirinya dari belenggu penghambaan kepada makhluk, ketergantungan, harap, dan rasa cemas kepada mereka.

(Kesebelas) Hikmah atau keutamaan terbesar dari ibadah sholat adalah merupakan sebab utama untuk meraih ridha Allah SWT.

Selain itu, dalam salah satu hadits disebutkan, sholat akan menjadi juru selamat kelak di hari kiamat. Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amr, Rasulullah bersabda:


مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوراً وَبُرْهَاناً وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَىِّ بْنِ خَلَفٍ


Artinya: "Siapa yang menjaga sholat lima waktu, baginya cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat keselamatan. Pada hari kiamat, ia akan bersama Qorun, Fir'aun, Haman, dan Ubay bin Kholaf." (HR. Ahmad)


Pada prinsipnya, kata Zaenal Abidin dalam buku fikihnya, dalam menjalankan ibadah seperti sholat harus dilandasi dengan ikhlas karena Allah semata dan dengan ittiba', yakni beribadah sesuai tuntunan Rasulullah SAW.

__________________________

Sumber :  https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6358742/11-hikmah-sholat-untuk-kehidupan-dunia-dan-akhirat

(#4 Seri Sholat) Lebih Awal Datang Sholat Jumat, Pahala Setara Kurban Unta hingga Sapi

Ketika datang hari Jumat maka ada ibadah yang wajib dilakukan seluruh pria muslim yakni sholat Jumat. Sholat Jumat memiliki banyak keutamaan, bahkan bagi siapapun yang datang ke masjid lebih awal akan mendapatkan pahala besar.

Sholat Jumat dilaksanakan setelah masuk waktu Dzuhur namun bukan berarti ibadah ini menggantikan sholat Dzuhur. Perintah untuk sholat Jumat tercatat dalam ayat Al-Qur'an.

Allah SWT berfirman melalui Al-Qur'an surat Al-Jumu'ah ayat 9.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ – ٩

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian diseru untuk menunaikan sholat Jumat (Jumu'ah) maka bersegeralah mengingat Allah."

Hari Jumat merupakan hari raya bagi umat muslim. Bagi laki-laki yang hendak berangkat ke masjid untuk menunaikan sholat Jumat sebaiknya melakukan berbagai persiapan sesuai Sunnah Rasulullah SAW.

Beberapa Sunnah Rasulullah SAW sebelum berangkat sholat Jumat antara lain mandi, memotong kuku dan kumis, berpakaian yang bersih serta rapi, menggunakan wewangian dan bersegera menuju masjid.
Anjuran Datang Lebih Awal ke Masjid

Imam al-Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah menjelaskan tidak terlambat ke masjid adalah salah satu keutamaan sholat Jumat. Jadi, jika tidak ada aktivitas lain sebaiknya segeralah menuju masjid.

Imam Ghazali juga mengatakan, jaraknya dekatnya manusia melihat Allah SWT saat kiamat bergantung dari waktu datang sholat Jumat. Berlomba-lomba untuk lebih cepat datang ke masjid untuk menunaikan ibadah sholat Jumat juga dianjurkan Rasulullah SAW.

Pahala Datang Lebih Awal ke Masjid

Dikutip dari buku Fikih Sunnah Jilid 2 oleh Sayyid Sabiq disebutkan bahwa datang lebih awal ke masjid saat sholat Jumat termasuk sunnah. Hal ini berlaku bagi makmum dan bukan imam sholat Jumat.

Dalam bukunya, Sayyid Sabiq mengisahkan tentang Alqamah yang berkata, "Aku pergi bersama Abdullah bin Mas'ud ke masjid untuk sholat Jumat. Saat itu, telah ada tiga orang yang lebih awal datang. Lalu Abdullah berkata, akulah orang yang keempat datang ke masjid. Dan orang yang keempat itu tidaklah jauh dari Allah. Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Orang-orang nanti pada hari kiamat akan duduk berurutan sesuai kesegeraan mereka pergi ke masjid untuk shalat Jum'at, yakni orang yang pertama, kedua, ketiga dan keempat. Orang keempat dari empat orang itu tidaklah jauh dari Allah." HR Ibnu Majah dan Mundziri.

Allah SWT akan mengganjar pahala besar bagi siapapun yang datang lebih awal ke masjid untuk menunaikan sholat Jumat. Tentu tujuan utamanya adalah mengharap ridho Allah SWT.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

"Siapa saja yang berangkat sholat Jumat pada jam pertama, seakan-akan berkurban dengan seekor unta. Siapa saja yang berangkat pada jam kedua, seakan-akan berkurban dengan seekor sapi. Siapa saja yang berangkat pada jam ketiga, seakan-akan berkurban dengan kambing bertanduk. Siapa saja yang berangkat pada jam keempat, seakan-akan menghadiahkan seekor ayam jantan. Siapa saja yang berangkat pada jam kelima, maka seakan-akan menghadiahkan sebutir telur. Setelah imam keluar, maka catatan amal sudah ditutup, qalam pencatat sudah diangkat, dan para malaikat berkumpul di minbar untuk mendengarklan zikir. Siapa saja yang datang setelah itu, maka ia datang hanya untuk memenuhi hak sholat dan tidak mendapatkan keutamaan apa-apa”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Kesempatan Melakukan Ibadah Lain Sebelum Sholat Jumat

Dengan datang lebih awal ke masjid ketika sholat Jumat, maka umat muslim memiliki waktu luang untuk mengerjakan ibadah lain. Salah satunya yakni sholat Tahiyatul Masjid.

Sholat sunnah dua rakaat ini dilakukan sebelum jamaah duduk di masjid mengunggu sholat Jumat, seperti tertulis dalam hadits:

إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِ

Artinya: "Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum dia duduk." (HR Bukhari dan Muslim).

Sholat sunnah Tahiyatul Masjid bisa dilakukan dalam bentuk shalat sunnah wudhu atau rawatib, asal dilakukan sebelum duduk. Dengan demikian bertambah lagi nilai pahala yang didapat di hari Jumat.

Wallahualam.
______________________________

Sumber : https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6387132/lebih-awal-datang-sholat-jumat-pahala-setara-kurban-unta-hingga-sapi

(#3 Seri Sholat) 9 Keutamaan Datang ke Masjid untuk Sholat, Termasuk Didoakan Para Malaikat

Menyambangi masjid untuk melakukan sholat berjamaah memiliki banyak keutamaan. Muslim yang rutin ke masjid bisa mendapatkan doa dari para malaikat.

Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang pergi ke masjid pada pagi dan petang hari, Allah mempersiapkan jamuan untuknya di surga setiap kali ia pergi atau pulang." (HR. Bukhari dan Muslim).

Bukan hanya itu, datang ke masjid juga memiliki banyak keutamaan lainnya. Bahkan baru singgah saja sudah bernilai pahala, apalagi ketika diiringi dengan ibadah seperti sholat berjamaah, membaca Al-Qur'an, dzikir ataupun berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Keutamaan Datang ke Masjid

Dikutip dari buku Reuni Ahli Surga: Sejumlah Amalan Penting Penghuni Surga Saat di Dunia oleh Ahmad Abi Al-Musabbih, ada banyak keutamaan yang bisa didapatkan ketika datang ke masjid.

1. Pahala melangkahkan kaki

Sebagaimana di dalam haditsnya, Rasulullah SAW bersabda: "Seseorang yang berjalan ke masjid, maka tiap langkah kakinya akan diberikan satu pahala, dihapuskan satu dosa, dan dinaikkan satu derajat oleh Allah SWT." (HR. Ibnu Majah dan Muslim).

Rasulullah SAW juga mengajurkan untuk pergi dan pulang ke masjid dengan mengambil jalan yang berbeda. Namun jika hanya terdapat satu jalan, maka tidak berkurang pahalanya.

2. Mendapat pahala menunggu waktu sholat

Ketika datang ke masjid untuk berniat mendirikan sholat namun belum masuk waktu sholat maka momen menunggu adzan ini juga bernilai pahala.

Alangkah baiknya jika waktu menunggu ini dimanfaatkan untuk berdzikir atau membaca Al-Qur'an. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW: "Orang yang menunggu sholat di masjid akan diberi pahala seperti sholat." (HR. Bukhari).

3. Mendapat perlindungan di hari kiamat

Orang-orang yang gemar datang ke masjid akan mendapatkan keutamaan di hari kiamat dan bahkan masuk dalam golongan orang-orang yang dilindungi.

Rasulullah SAW bersabda: "Ada tujuh golongan yang dinaungi kelak. Dan satunya adalah orang yang hatinya terpaut dengan masjid. Seorang pemuda yang hatinya terikat dengan masjid, orang-orang itulah yang akan mendapatkan perlindungan dari Allah saat kiamat kelak." (HR. Bukhari).

4. Mendapatkan doa dari malaikat

Keutamaan lain apabila kita berangkat sholat berjamaah ke masjid dan lebih awal datangnya, sehingga bisa berdiri di barisan pertama maka para Malaikat akan mendoakan.

Sebagaimana disebutkan dalam satu riwayat: "Sesungguhnya para malaikat memberikan sholawat kepada orang-orang yang berada di shaf pertama." (HR. Ibnu Hibban).

Kemudian dalam menanggapi sabda Rasulullah SAW tersebut, para sahabat bertanya, "Apakah juga kepada orang-orang yang berada di shaf kedua wahai Rasulullah?" kemudian Rasulullah berkata, "Juga kepada orang-orang di shaf kedua." (HR. Ahmad dan Ath Thabrani).

5. Mendapatkan 119 pahala di waktu sholat Subuh

Bagi yang datang ke masjid untuk mendirikan sholat subuh berjamaah, maka Allah menjanjikan pahala berlimpah. Rasulullah SAW bersabda: "Seseorang yang melaksanakan shoat Subuh berjamaah, maka orang itu akan mendapatkan pahala 119 kali dibanding sholat sendiri." (HR. Muslim).

6. Mendapatkan pahala khusus di waktu sholat Isya

Setiap umat muslim yang datang ke masjid untuk mendirikan sholat Isya maka akan diganjar pahala khusus. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits Rasulullah SAW: "Seseorang yang melaksanakan sholat lsya berjamaah, maka dia akan mendapatkan pahala 59 kali lipat." (HR. Muslim).

7. Mendapatkan pahala khusus di waktu salat Zuhur, Ashar dan Maghrib

Semua waktu sholat memiliki keutamaan masing-masing. Demikian juga waktu sholat Dzuhur, Ashar dan Maghrib. Rasulullah SAW menjelaskan keutamaan sholat berjamaah untuk waktu Dzuhur, Ashar dan Maghrib: "Pahala salat Dzuhur jamaah, Ashar jamaah, dan Maghrib jamaah masing-masing dilipatgandakan 27 kali kalau kita laksanakan secara jamaah." (HR. Muslim).

8. Terhindar dari sifat munafik

Salah satu tanda orang munafik berkaitan dengan dua waktu sholat yakni Subuh dan Isya. Dengan datang ke masjid dan mendirikan sholat fardhu maka akan terhindar dari sifat munafik. Sebagaimana dalam sebuah hadis berikut: "Tidak ada sholat yang lebih berat bagi orang-orang munafik dari pada salat Subuh dan lsya. Seandainya mereka tahu nilai yang terkandung di dalam kedua sholat itu, pastilah mereka mendatangi (masjid) kedua sholat itu meskipun dengan merangkak." (HR. Bukhari).

9. Mendapat ampunan dari Allah SWT

Umat muslim yang datang ke masjid juga dijanjikan untuk mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Jika imam mengucapkan, Ghoiril maghdhubi'alaihim waladhdholin', maka ucapkan 'aamiin' karena sesungguhnya siapa yang mengucapkan 'aamin' bersamaan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

Hadits lain pun menyebutkan: "Barang siapa yang berwudhu untuk sholat dan menyempurnakan wudunya, lalu berjalan untuk menunaikan sholat dan ia sholat bersama manusia atau berjamaah atau di dalam masjid, maka Allah akan mengampuni dosa-dosaya."

Dengan dalil-dalil ini, semoga dapat menjadi pengetahuan untuk menambah keimanan kepada Allah SWT.

_____________________________

Sumber :  https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6412012/9-keutamaan-datang-ke-masjid-untuk-sholat-termasuk-didoakan-para-malaikat

(#2 Seri Sholat) Sholat Berjamaah Tak Hanya Berpahala, Tetapi Menghapuskan Dosa-Dosa

Sholat adalah kewajiban ibadah bagi seorang muslim. Sholat yang dilakukan secara berjamaah memiliki banyak keistimewaan bagi yang menjalankannya. Apa saja?

Manusia diciptakan oleh Allah dengan tujuan agar mereka beribadah kepada-Nya. Allah SWT berfirman dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."

Salah satu dalil terkait anjuran sholat berjamaah yakni:

صلاة الجماعة أفضل من صلاة الفذ بسبع وعشرين درجة

Artinya: "Sholat berjamaah lebih utama 27 derajat dibanding sholat sendirian." (HR. Bukhari dan Muslim).

Salah satu keutamaan yang terhitung dalam menunaikan sholat berjamaah ialah ketika seseorang muslim menuju masjid untuk menunaikannya. Sebagaimana hal tersebut merupakan amal yang dapat menghapuskan kesalahan-kesalahan serta meninggikan derajat. Tidak hanya berlaku tatkala berangkat menuju masjid, bahkan ayunan langkah ketika kembali darinya dinilai sama.

Dijelaskan dalam buku 27 Keutamaan Shalat Berjamaah di Masjid oleh Myr Raswad, sholat berjamaah dapat terselenggara apabila terdapat imam dan makmum walaupun hanya seorang. Syarat utama imam adalah memiliki ilmu standar tentang ibadah sholat dan mampu membacakan Al-Quran dengan baik dan benar yang disertai dengan ilmunya.

Keutamaan Sholat Berjamaah

1. Pahala Orang yang Keluar untuk Menunaikan Shalat Wajib dalam Keadaan Bersuci seperti Pahala Haji

Melansir pada buku Dahsyatnya Shalat Berjamaah oleh DR. Fadhl Ilahi, satu keutamaan berjalan menuju masjid untuk menunaikan sholat wajib secara berjama'ah telah dijelaskan dalam hadits riwayat Imam Abu Daud dari Abu Umamah radhiallahu anhu, beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci menuju sholat wajib, maka pahalanya seperti orang yang berhaji."

2. Allah SWT menyiapkan untuk seorang muslim yang keluar dan kembali dari masjid suatu tempat peristirahatan di dalam surga

Keutamaan dari berjalan menuju masjid selain mendapatkan pahala ialah disiapkan surga oleh Allah SWT. Hadits riwayat Syaikhain, dari Abu Hurairah radhiallallahu anhu, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa yang keluar menuju masjid kemudian kembali, maka Allah Ta'ala akan menyiapkan baginya tempat persinggahan di dalam surga sebagaimana ia keluar."

3. Keutamaan Sholat Isya dan Shubuh berjamaaah

Dalam buku Ringkasan Shahih Muslimoleh Zaki Al-Din Abd Al-Azhim Al-Mundziri, diriwayatkan dari 'Abd Al-Rahman bin Abi Amrah: 'Utsman bin 'Affan r.a. pernah memasuki masjid sesudah sholat maghrib, lalu dia duduk sendirian, saya pun duduk di dekatnya. Dia berkata, "Wahai anak saudaraku, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mengerjakan sholat Isya berjamaah, dia seperti beribadah setengah malam. Barang siapa mengerjakan sholat subuh berjamaah, dia seperti mengerjakan sholat semalam yang suntuk". (HR. Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi).

4. Membangun Kesatuan Hati antara Jamaah dan Komunitas Masjid

Dengan berdiri sejajar di belakang iman, takbir bersama, rukuk bersama, i'tidak bersama, duduk bersimpuh bersama di hadapan Allah SWT, beserta dzikir. Kebersamaan dalam gerakan sholat tersebut dapat melenyapkan kedudukan, kekayaan, dan keilmuan seseorang sehingga dapat bersatu padu.

5. Menghapuskan dosa-dosa dan meninggikan derajat

Dikutip dalam Dahsyatnya Shalat Berjamaah oleh DR. Fadhl Ilahi, Allah SWT menjadikan langkah-langkah menuju sholat jama'ah sebagai sebab bersihnya hamba dari dosa-dosa. Keterangan ini ditunjukkan pula pada kelanjutan hadits di atas: "Dan keadaan dosa-dosanya itu seperti ia baru dilahirkan oleh ibunya."

Dalam hadits lain disebutkan, banyak melangkah kaki menuju masjid merupakan sebab yang dapat menghapuskan dosa dan meninggikan derajat. Diantaranya, riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Maukah aku tunjukkan pada kalian amal yang dapat menghapus kesalahan-kesalahan dan meninggikan derajat. Para sahabat berkata:"Iya, wahai Rasulullah". Beliau bersabda: "Menyempurnakan wudhu dalam kondisi sulit, banyak melangkah menuju masjid dan menunggu waktu sholat, yang demikian itu ribath bagi kalian."

___________________________

Sumber :  https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6431397/sholat-berjamaah-tak-hanya-berpahala-tapi-menghapuskan-dosa-dosa.

(#1 Seri Sholat) Hubungan Rasa Syukur dengan Sholat, Seperti Apa?

Syukur merupakan sesuatu yang tidak ada batasnya. Rasa syukur tidak memiliki batasan maksimal maupun minimal dalam sepanjang hidup manusia. Mengapa rasa syukur memiliki hubungan dengan ibadah?

Disebutkan oleh Gancar C. Premananto dalam Sholat Jama'aah Based Management, sholat adalah bentuk rasa syukur seperti yang dijelaskan dalam surat Al Kautsar ayat 1-2 berikut ini:

إِنَّآ أَعْطَيْنَٰكَ ٱلْكَوْثَرَ

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak”.

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ

Artinya: “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah”.

Isi surat tersebut menjelaskan bagaimana kita mensyukuri nikmat yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Allah menyatakan bahwa nikmat yang telah diberikan itu tidak terhingga. Nikmat yang tidak terhingga harus disyukuri dan bentuk syukurnya adalah dengan melaksanakan sholat.

Mengutip pada buku Uddatush Shabirin oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, Allah SWT telah menjanjikan penambahan nikmat yang disebabkan oleh syukur dari seorang hamba-Nya melalui firman-Nya dalam surah Ibrahim ayat 7,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَاابِى لَشَدِيدٌ

Artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."

Refleksi Manifestasi Ibadah Shalat dengan Syukur

Melansir pada buku Nikmatnya Ibadah oleh H. Ahmad Zacky El-Syafa, setiap sholat lima waktu yang dikerjakan memiliki manifestasi atas perintah untuk memiliki rasa syukur.

1. Sholat Shubuh

Shalat shubuh memiliki dua rakaat yang setiap rakaatnya dinisbatkan kepada manifestasi rasa syukur Adam atas dua hal, yaitu syukur karena terbebas dari kegelapan dan syukur atas nikmat cahaya siang hari.

2. Sholat Dzuhur

Shalat dzuhur terdiri atas empat rakaat dan masing-masingnya memiliki keterkaitan dengan manifestasi rasa syukur Ibrahim. Empat rakaat itu terdiri dari karunia Allah SWT yang telah memberikan tebusan Ismail, hilangnya dukacita Ismail, munculnya domba tebusan, serta diterimanya kurban yang dipersembahkan.

3. Sholat Ashar

Shalat ashar terdiri atas empat rakaat yang masing-masingnya memiliki keterkaitan dengan manifestasi rasa syukur Nabi Yunus yaitu, kebebasan dari gelap kesalahan yang diperbuatnya, kebebasannya dari kegelapan samudera, kebebasannya dari kegelapan malam, dan kebebasannya dari kegelapan perut ikan.

4. Sholat Maghrib

Shalat magrib terdiri dari tiga rakaat yang masing-masing rakaatnya memiliki manifestasi rasa syukur Nabi Isa atas tiga hal, yakni kesuksesannya menegaskan ketuhanan dirinya, kesuksesannya menyangkal tuduhan bahwa ibunya melakukan zina, kesuksesannya menyerukan bahwa Allah Tuhan yang sebenarnya dan Maha Esa.

5. Sholat Isya

Sholat Isya terdiri atas empat rakaat, masing-masing rakaat dikaitkan dengan manifestasi rasa syukur Nabi Musa atas empat hal, yakni hilangnya kegelisahan istrinya, hilangnya kegelisahan Harun sebagai saudaranya ketika kembali dengannya, hilangnya keraguan Fir'aun atas kemunculan Nabi Musa, dan hilangnya keraguan anak turun Fir'aun bahwa Nabi Musa masih hidup dan berdakwah di jalan Allah SWT.

________________________________

Sumber :  https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6433928/hubungan-rasa-syukur-dengan-sholat-seperti-apa.

Rabu, 23 November 2022

(#3 Seri Tasawuf) Meneladani Insan Kamil

Kesempurnaan adalah sebuah keniscayaan yang sejatinya hanya ada dalam zat Tuhan, Allah SWT.

Jika seluruh alam semesta lengkap dengan isinya tunduk pada Sang Maha Pencipta, maka bagaimana posisi manusia—dalam perannya sebagai khalifah fil ardh—yang enggan tunduk pada-Nya?

Sempurna, dalam perspektif ketuhanan, memang tak terbatas. Kamil (baca: sempurna) hanya dianugerahkan-Nya pada insan yang pantas menerima sebab keluruhan budi pekertinya, yakni baginda Rasulullah SAW (QS Al-Ahzab: 21).

Insan kamil sendiri diartikan sebagai manusia nan sempurna. Adapun yang dimaksudkan dengan sempurna adalah sempurna dalam ibadah dan penghidupannya. Dan seseorang dapat dianggap sempurna jika ia memiliki kriteria tertentu.

Kriteria tersebut dimiliki oleh manusia-manusia biasa yang mau berusaha untuk menjadi ‘luar biasa’ di hadapan Tuhannya. Mereka—terlepas dari para sufi, dai, ustaz, kai, atau orang biasa sekalipun—pada hakikatnya mampu meneladani segala teladan Rasulullah, jika ia meyakini Allah sebagai Rabb-nya, Alquran sebagai pedoman hidupnya, dan menjadikan Muhammad SAW sebagai sebaik-baiknya insan yang patut diteladani.

Jejak hidup Rasulullah SAW pun sudah terhimpun menjadi sebuah bacaan dari beragam sudut pandang. Tak terhitung berapa banyak sudah sirah nabawiyah yang mengulas lebih dalam baik kesahajaan, kehebatan, kesempurnaan, maupun keseharian beliau yang memang jauh dari kemewahan, namun menempati posisi mewah di hadapan Rabb-nya.

Selama hayatnya, segenap perikehidupan beliau menjadi tumpuan perhatian masyarakat. Karena segala sifat terpuji yang terhimpun dalam dirinya merupakan lautan budi pekerti yang tak pernah kering. Itulah cerminan abadi yang patut diteladani umat Islam, untuk meraih insan kamil.

Untuk dapat meraih derajat insan kamil, biasanya seseorang lebih senang dengan menempuh cara hidup sebagai seorang sufi. Kehidupan para sufi pun lebih menonjolkan segi rohani dan spiritual.

Tentu prinsip ajarannya sesuai dengan tuntunan yang telah termaktub dalam Quran maupun hadits. Hasan Al-Basri, seorang sufi yang menuangkan prinsip khauf (takut) dan raja’ (pengharapan), juga Rabiah Al-Adawiyah, sufi wanita yang mencetuskan konsep mahabbah (cinta) pada Allah, adalah dalam upaya mencapai derajat insan kamil dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan, bukan yang lain.

Tiada manusia yang sempurna. Begitu ungkapan yang sering kita dengar. Betul bahwa tiada manusia yang sempurna. Kita dianugerahi kekurangan agar dapat saling melengkapi antarmanusia lainnya.

Namun hakikatnya, semua manusia mampu berusaha untuk tidak menempatkan dunia sebagai tujuan, namun sebagai pemenuhan totalitas amalan ukhrawi yang nantinya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Menyisihkan kepentingan dunia bukan berarti mengabaikan apalagi ‘meninggalkan’ kewajiban duniawi. Namun lebih dari itu, meneladani potret insan kamil ialah dengan menyeimbangkan kehidupan dunia, tempat kita beramal shaleh sebagai bekal akhirat.

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Qashash: 77).

________________________

Sumber : https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/01/12/mgi8j5-meneladani-insan-kamil

(#2 Seri Tasawuf) Tahapan Menuju Insan Kamil Menurut Kacamata Tasawuf

Manusia pada mulanya adalah makhluk langit. Namun, kejadian drama kosmos membuat manusia jatuh ke bumi penderitaan meninggalkan langit kebahagiaan.

Manusia sebagai insan kamil semula merupakan wujud batin kemudian turun menjadi wujud lahir (min al-bathin ila al-dhahir), dari wujud tunggal ke wujud banyak (min al-ijmal ila al-tafshil) karena makin ke atas makin menyatu (qur'an) dan makin ke bawah makin terpisah-pisah (furqan). Sehingga, dengan demikian bisa dikatakan manusia dari dari wujud kesatuan menjadi keterpisahan (min al-qur'an ila al-furqan).

Drama kosmos ini biasa juga disebut perjalanan turun (al-qaus al-nuzul/tanazul) ke bumi. Istilah lain ialah dari wujud Ilahi (al-Haq) menjadi wujud makhluk (al-khalq). Ketika manusia masih menjadi makhluk langit berlaku baginya ketentuan dhahir (al-hukumah al-dhahiriyyah). Setelah jatuh ke bumi maka manusia berlaku baginya ketentuahn lahir (al-hukumah aldhahiriyyah).

Setelah bermanifestasi sebagai wujud lahir manusia berusaha untuk kembali ke kampung halamannya di langit dengan melakukan perjalanan spiritual dari wujud dhahir ke wujud batin (al-sair min al-adha hir ila al-bathin), dari wujud yang banyak menjadi wujud tunggal (min al-tafshil ila al-ijmal), dan dari multi wujud ke wujud tunggal (min al-furqan ila al-qur'an).

Perjalanan pulang manuusia ke langit digunakan beberapa istilah, antara lain sair, safar, suluk, siyah, subul, dan yang paling popular ialah Isra Miraj. Perjalanan spiritual manusia ke langit biasa disebut oleh ulama tasawuf dengan istilah: Madhhar al-Ijma', Nur Muhammad, Nufus al-Rahman, Jauhar, dan istilah yang agak kurang pas 'Aql al-Awwal. Namun, istilah-istilah tersebut di atas juga sering digunakan dalam kontels anak manusia (Adam) dan "keadaman" (Adamiyyah). Istilah-istilah tersebut juga sering digunakan dalam konteks perjalanan makrokosmos (al-'alam alkabir) dan mikrokosmos (al-'alam al-shagir). Proses perjalanan "pulang kampung" ini dipopulerkan dengan ayat: Inna lillah wa inna ilaihi raji'un (QS al- Baqarah [2]: 156).

Tahapan-tahapan perjalanan spiritual insan kamil ini diisyaratkan di dalam ayat: Latarkabunna tharaqan 'an thabaq (Sesungguhnya kalian melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan) (QS Al Insyiqaq [84]:19). Dalam ayat lain dikatakan: 

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS As Sajadah [32]: 5).

Alquran menggambarkan tahapan-tahapan menuju insan kamil

Proses perjalan spiritual ini mengikuti pola permanen yang ditetapkan Sang Khaliq, yaitu perwujudan dari satu tahap ke tahapan lain selalu mengacu kepada wujud azali (tidak didahului ketiadaan) dan wujud abadi (tidak diakhiri dengan ketiadaan).

Keazalian dan keabadian inilah yang disebut dengan baqa, yakni abadi di dunia dan di akhirat (baqa maujduhu dunyan wa akhiran). Di manapun dan kapan pun perwujudan atau fenomena itu berwujud maka di situ akan tergambar keabadian model itu, sebagaimana diisyaratkan di dalam Alquran: 

Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” (QS Al Hijr [15]: 21).

Rangkaian perjalanan spiritual kembali kepada Tuhan ditempuh melalui seju, lah, aqm, dalam keadaan tanpa tekanan sedikit pun dari manapun dan pengembaraan atau perjalanan anak manusia yang diklaim berpotensi menduduki tempat paling rendah (asfala safilin) sampai kepada tempat paling baik (ahsan taqwim).

Anak manusia dengan meminjam istilah SH Nasr dalam Ideal and realities of Islam dan Frithjof Schuon dalm Understanding Islam adalah satu-satu nya makhluk eksistensialis, yang posisinya fluktuatif, bisa turun-naik martabat dan maqamnya di sisi Tuhan. Dalam Alquran disebutkan:

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orangorang yang lalai." (QS Al Araf 179).

Dalam ayat di atas juga menyatakan manusia bisa terjerembap martabatnya ke jenjang lebih rendah, bahkan lebih rendah daripada binatang. Namun, manusia juga bisa melejit ke atas ke puncak yang lebih dekat bahkan lebih dekat dari itu, sebagaimana diisyaratkan di dalam ayat:

"Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi)".

"Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendusta kan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kamu (musyrikin Makkah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar." (QS An Najm [53]: 1 12).

Di dalam ayat di atas mengisyaratkan ada empat maqam atau terminal yang harus dilewati setiap pencari Tuhan (salikin).

____________________

Sumber : https://ramadhan.republika.co.id/berita/qsnnii320/tahapan-menuju-insan-kamil-menurut-kacamata-tasawuf-part1