PRAKATA

- HIDUP adalah sebuah pilihan dan setiap pilihan pasti ada konsekwensi-nya. Silahkan saja membenarkan diri terhadap apa yang telah dilakukan, tapi hati tidak pernah bohong dan parameter hukum/norma yang paling sempurna hanyalah ketentuan Allah SWT, jadi segeralah menuju pintu taubat, selama nafas masih ditenggorokan serta pintu taubat masih terbuka, sebelum segalanya jadi terlambat & penyesalan yang tiada guna lagi (Jkt, Juni 2012 rev.@jogja 8 Mei 2018) -

Rabu, 11 Desember 2019

YANG Tersisa dari Serangan Badai Teknologi

Jakarta (cak1) - Rawatlah dan bersyukurlah, apabila Hidayah itu telah menyatu dengan diri Anda masing-masing.. Karena dengan adanya hidayah, dengan sendirinya akan ada Iman, dan dengan Iman inilah nantinya ada sebab sebagai perantara, Allah SWT akan memberikan RahmatNya dan Syafaat dari Junjungan Nabi Muhammad SAW.
****
Sekalipun manusia itu kufur bahkan tidak mau bersujud, Kebesaran Allah Azza Wajala tetap tak akan berkurang, atau katakanlah semua penduduk bumi ini bersujud dan menyembah Allah SWT, sekali lagi, tak akan menambah kebesaranNya, Allah SWT tetap Maha Besar dan tak satupun yg bisa menyamai.
****
Tentunya, dalam hal ini, apabila masing2 individu menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya, Allah SWT akan memberikan 'Apresiasi' (penghargaan) berupa RahmatNya. Karena, pada hakekatnya, bentuk ibadah dalam segala rangkaiannya, adalah untuk kepentingan masing2 sendiri, dan setiap manusia yg beriman sangat berkepentingan dengan itu.
****
Contoh yg palih Sahih, dan kontan balasan di dunia, tanpa harus menunggu hari pembalasan.
(1) Model yg di Abadikan di dalam Al-Quran dan dijamin masuk Syurga adalah Nabi Ibrahim berikut putranya Nabi Ismail. Iktibar yg bisa diambil, tak henti2nya Nabi Ibrahim menerima cobaan, dan selama cobaan itu berasal dari Allah SWT, Beliau selalu dengan sabar dan ikhlas menjalaninya, dan ujian terberat dalam hidupnya, yaitu Perintah untuk menyembelih si mata wayangnya. Dan inipun dengan penuh keyakinan, dilaksnakan perintah tersebut.
(2) Model yg di abadikan di dalam Al-Quran yg sudah pasti masuk Neraka. Mereka adalah, Abu Jahal dan Abu Labab. Sekalipun mereka itu adalah Paman Nabi Muhammad SAW sendiri, tapi rasa bencinya yg begitu sangat besar, sehingga punya niat untuk menghabisi Rasululloh tersebut. Tapi Allah berkehendak lain, Abu Jahal terbunuh dalam perang Badar dan Abu Lahab mati dalam keadaan badan membusuk. Iktibar yg bisa diambil, janganlah rasa dengki dan benci kepada seseorang melebihi batas kewajaran, karena ia akan merusak iman dan akhirnya akan jauh dari rasa kasih sayang.
****
Dua contoh sudah kemukakan. Dan model contoh ini terdapat dalam Kitab Suci Al-Quran, artinya betul2 menjadi pengingat untuk siapa saja. Barangkali, kalau saat kekinian tantangan terbesar adalah kemajuan teknologi. Teknologi menjadi massif dan hampir menembus batas ruang dan waktu, sudah tidqk ada batasan lagi. Dampaknya, kalau tidak bisa memanfaatkan kemajuan tekmologi tersebut, dikhawatirkan larut dan terbuai, akhirnya menghasilkan generasi akustik, 'Tuhan Yes Agama No'. Perlahan tapi pasti, kemajuan teknologi telah merubah mindset dari masing2 individu. Ambil contoh paling sederhana, adanya Smartphone, Setan Gepeng ini benar2 telah menjadi virus yg cepat menular kepada siapapun tanpa pandang bulu.
****
Tentunya, bagaikan pisau bermata ganda, teknologi dapat di jadikan solusi dalam mengarungi bahtera kehidupan ini, tetapi juga bisa menikam kalau tidak bijak dalam penggunaanya. Akhir kata, sebagaimana judul artikel ini, marilah kita kembali merawat hidayah yg telah melekat ini, dengan sekuat tenaga, meskipun godaan silih berganti, dan godaan yg nampak di depan mata adalah, tidak bijaknya kita dalam mengakses teknologi (smarthone)..Huallahu aklam bisawab..@Jkt Friday Night 29112019.

Senin, 02 Desember 2019

Hei Kamu yang Sedang Berjuang di Perantauan: Jangan Menyerah, Pantang Pulang Sebelum Meraih Kesuksesan!

“Dunia adalah sebuah buku, dan mereka yang terus berdiam di rumahnya hanya khatam satu halaman saja.”

Kamu yang sedang merantau tentu setuju dengan kutipan di atas. Ya, momen perjalanan atau kesempatan menjelajah tempat-tempat baru memang menempa pribadimu. Berbagai pengalaman dan pelajaran bisa didapat saat kamu berani meninggalkan kampung halaman, pergi merantau ke kota lain atau negeri orang.

Merantau untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan bukanlah perkara sederhana. Banyak hal yang harus dipikirkan matang-matang sebelum akhirnya mantap memilih pergi. Di perantauan, berbagai tantangan pun sudah menanti untuk dihadapi. Dan keputusan inilah yang bisa jadi mengubah arah hidupmu. Membuat berbagai perubahan di setiap sisi kehidupanmu.

Tapi, adakah yang harus ditakutkan dari sebuah perubahan? Adakah yang perlu dirisaukan ketika kamu meninggalkan zona nyaman demi menjemput kesuksesan? Berbahagialah kalian yang pernah atau sedang berjuang di perantauan – kalian yang enggan menikmati hidup dalam kesia-siaan!

Selama ini, keluarga di rumah dan orangtua selalu membuatmu merasa cukup. Tapi hidup adalah perjalanan untuk menjadi lebih dari cukup.

 Rumah dan kampung halaman adalah tempatmu tumbuh dan dibesarkan. Setiap sudut rumah dan kota tempatmu tinggal menyimpan kenangan yang tak mudah dilupakan. Enggan rasanya untuk meninggalkan teman, keluarga, dan segala romansa bersama kota tercinta. Selain itu, tinggal di rumah dengan pendampingan kedua orang tua membuatmu tak pernah merasa kekurangan. Segala kebutuhan dan berbagai fasilitas sudah baik-baik mereka sediakan.

Tapi, sampai kapan kamu bisa menikmati hidup yang seperti ini? Ketika segala kebutuhan sudah tercukupi, lalu merasa puas dan enggan menempa diri sendiri? Bukankah sebagai manusia dewasa kamu layak diuji dan mengembangkan diri? Menjalani hidup yang itu-itu saja dan malas pergi kemana-mana justru menjadikan kamu mentok. Tanpa sadar, kamu pun melewatkan berbagai kesempatan yang tak akan kamu tahu kapan akan datang lagi

Wajar untuk berat hati jika selama ini kamu tak pernah tinggal sendiri. Tapi ingat sekali lagi: sehangat-hangatnya rumah, kamu lahir untuk dunia yang lebih megah.

“Life begins at the end of your comfort zone.”

Pengertian zona nyaman adalah situasi atau kondisi ketika kamu nyaman dengan suatu keadaan, misalnya ketika kamu memilih tinggal bersama orang tua dan menjalani pekerjaan yang biasanya. Lantaran sudah merasa nyaman, kamu enggan melakukan sesuatu yang lebih daripada apa yang kamu punya saat ini. Kamu cenderung menikmati, tak mau berusaha jadi lebih baik karena sudah berpuas hati.

Rumah dan segala kenyamanan yang ditawarkan justru ibarat racun. Terus-terusan mengakrabinya sama halnya dengan bunuh diri. Saat mulai merasa nyaman dengan apa yang kamu miliki, segeralah beranjak meninggalkan zona nyamanmu. Salah satu cara yang bisa kamu pilih adalah pergi merantau. Di tempat baru nanti, kamu akan “dipaksa” untuk belajar hal-hal baru. Semakin berkembang dan meningkatkan kualitasmu sebagai seorang individu.

Tanah perantauan memang belum tentu memberikan rasa nyaman. Namun bukankah kesuksesan selalu bermula dari keraguan dan ketidaknyamanan?

Pergi merantau bukanlah pilihan yang luar biasa. Toh di luar sana ada banyak orang yang melakukan hal yang sama. Seorang temanmu yang berasal dari Aceh sengaja merantau ke Jogja demi bisa kuliah di kampus impiannya. Sementara, teman sebangkumu di SMA akhirnya memilih bekerja di Malaysia lantaran berharap gaji yang tinggi dan kehidupan yang lebih baik.

Daripada daerah asal, tanah perantauan bisa jadi lebih banyak menawarkan kesempatan. Di Pulau Jawa misalnya, ada deretan nama-nama kampus ternama yang jadi tujuanmu menuntut ilmu. Di Malaysia atau Singapura misalnya, ada perusahaan-perusahaan besar yang menawarkan berbagai lowongan pekerjaan yang bisa kamu jajal. Selain itu, kota atau negara tujuan bisa jadi punya lebih banyak fasilitas yang menawarkan kemudahan bagi hidupmu.

Memang belum tentu tanah rantau itu akan nyaman bagimu. Bukan tak mungkin setiap minggu kamu begitu rindu untuk pulang ke rumah, hangat dalam dekap Ibu. Namun kamu pantang menyerah begitu saja. Bukankah setiap akhir yang manis selalu dimulai dengan keraguan, perasaan tak betah, dan ketidaknyamanan?

Hidup sendiri memaksamu menyerap ilmu dari segala penjuru. Pelajaran bisa didapat dari buku teks hingga tumpukan cucian dan sisa uang di dompetmu.

Terbiasa hidup berdampingan dengan keluarga dan teman-teman terdekat memang menyenangkan. Namun, sadarkah kamu bahwa ada sebagian dirimu yang nyatanya dirugikan? Ya, pendampingan keluarga dan teman-teman ternyata menjadikanmu tak bisa maksimal menempa diri sendiri. Perkara merapikan kamar dan menuntaskan seember cucian masih saja kamu serahkan pada ibumu. Setelah kalap berbelanja ada saja teman-teman dekat yang membantu masalah keuanganmu. Apakah pantas jika di usia dewasa kamu masih saja mengandalkan orang lain?

“People aren’t always going to be there for you, that’s why you learn to handle things on your own.” 

Ketika merantau, keadaan memang mengharuskanmu untuk hidup sendiri. Jauh dari keluarga dan teman-teman dekat justru menjadikanmu terlatih hidup mandiri. Perkara kebersihan kamar kos bisa kamu tangani. Kebutuhan makan 3 kali sehari juga bisa kamu cukupi. Selain itu, kesendirian kian melatihmu semakin mawas diri. Setiap keputusan dan sikap yang kamu ambil akan baik-baik dipikirkan akibat dan konsekuensinya. 

 Akrab dengan gaji yang terbatas atau uang kiriman yang serba pas, kamu pun paham: hidup hemat adalah sebuah bentuk perjuangan.

Ketika masih tinggal dengan orang tua, mungkin kamu tak perlu pusing memikirkan kebutuhanmu, soal makan misalnya. Bagaimana pun, orang tua tak akan keberatan menyediakan makan untuk anak-anaknya setiap hari. Saat rasa lapar menghampiri, kamu pun tak perlu repot mengkalkulasi isi dompet dan menimbang-nimbang perkara mau makan apa atau di mana.

Sementara, kamu mungkin akan merasa tempat perantauan terlalu kejam. Apalagi, saat harus mengakrabi gaji yang terbilang kecil atau uang kiriman orang tua yang pas-pasan. Betapa kamu harus berjuang menahan nafsu jajan atau keinginan untuk berbelanja. Segala kebutuhanmu pun harus serba diminimalkan demi bisa bertahan hingga akhir bulan.

api, pengalaman ini setidaknya mengajarkanmu bahwa hidup hemat adalah sebuah keharusan. Paham rasanya hidup pas-pasan kamu pun tak lagi impulsif saat sedang punya banyak uang. Kamu mengerti betapa pentingnya menabung dan membagi penghasilan jadi beberapa bagian. Setelahnya, kamu pun semakin bijaksana mengatur keuanganmu sendiri.

 Merantau membuatmu mengerti bahwa kebebasan yang kamu punya selalu datang sepaket dengan konsekuensinya.

 “Tinggal sama orang tua itu nggak bebas, mau ngapa-ngapain masih diatur sama mereka.”

Apa sih arti kebebasan menurutmu? Saat masih remaja, kamu mungkin merasa kebebasanmu direnggut ketika tak diijinkan keluar rumah saat Sabtu malam. Kamu kesal ketika tak diperbolehkan pergi camping dengan teman-teman sekelasmu. Kamu pun merasa tak terima ketika dilarang punya pacar oleh orang tua, sedangkan teman-teman sebayamu hampir semuanya sudah punya pasangan.

Ketika akhirnya hidup sendiri di perantauan, makna kebebasan tak lagi terdengar sederhana. Meski tak ada orang tua yang selalu mengawasi kegiatanmu sehari-hari, kamu justru tak mau bertindak seenaknya. Di usia dewasa, kamu mengerti bahwa segala yang kamu lakukan harus bisa dipertanggungjawabkan. Meski tinggal sendiri dan bebas melakukan apa saja, kamu akan baik-baik memilah mana yang pantas dan tidak pantas dilakukan.

Apakah pekerjaan itu memang cocok untukmu? Apa yang nanti bakal jadi tema skripsimu? Jauh dari keluarga, kamu dituntut mengandalkan naluri pribadi saat akan mengambil keputusan.

Dalam hidup, kita seringkali dihadapkan dengan berbagai pilihan. Tak jarang kita merasa bingung saat akan mengambil keputusan. Di saat inilah pendampingan orang tua dan teman selalu bisa diandalkan. Teman bisa jadi tempatmu berbagi cerita, sedangkan keluarga akan selalu siap menopangmu dalam segala kondisi.

Lepas dari segala kenyamanan dan dukungan sosial yang sebelumnya kamu punya, kamu pun akan terlatih untuk menggunakan instingmu. Ketika dihadapkan pada suatu pilihan, kamu akan lebih sering merenung dan bertanya pada diri sendiri – “apakah pilihanku sudah tepat? apakah segala sebab dan akibatnya sudah aku pikirkan masak-masak?” Selain itu, mengasah kepekaan atau insting membuatmu kian percaya diri menjalani setiap tantangan dalam hidup.

Meski jauh dari kampung halaman, perantauan bisa jadi tempatmu menemukan teman dan keluarga baru.

Manusia memang tak bisa lepas dari kehidupan sosial. Meski akhirnya meninggalkan keluarga dan teman-teman di kampung halaman, bukan berarti kamu harus hidup sendiri dan kesepian. Tempat perantauan pasti menawarkan kesempatan untukmu menemukan teman-teman dan keluarga baru. Mereka yang kamu jumpai di kampus, di kantor, atau di tempat kos pun bisa jadi teman atau bahkan keluargamu.

Mereka yang sering menginap di kos-mu lantaran harus mengerjakan tugas atau menemanimu belajar bersama. Mereka yang pintu kamarnya akan selalu terbuka menyambut kedatanganmu sepulang kerja. Mereka pula yang hingga larut malam mau mendengar keluh kesahmu seputar tugas-tugas kantor yang menyebalkan. Meski berasal dari daerah yang berbeda-beda, perantauan adalah tempat yang menyatukan kalian.

 Pulang adalah saat yang paling dinantikan karena segala rindu yang lama tertahan bisa segera dituntaskan.

Setelah pergi merantau dan jauh dari keluarga, kamu pun merasakan berbagai perasaan yang tak kamu sadari sebelumnya. Betapa tinggal sendiri membuatmu selalu merindukan suara ayah dan ibumu. Meski sering dibuat kesal, kehadiran kakak dan adik nyatanya selalu bisa menceriakan hari-harimu.

Ya, pulang adalah momen yang akan selalu kamu rindukan. Kamu yang sengaja menabung sejak jauh-jauh hari demi bisa pulang ke kampung halaman saat Hari Raya. Mengantre berjam-jam demi mendapat tiket bus atau kereta api tak akan seberapa terasa melelahkan.

Bisa pulang ke rumah dan kumpul bersama keluarga adalah sebuah kemewahan. Merantau membuatmu mengerti bahwa keluarga lah harta yang paling berharga – mereka yang bisa menerimamu dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kamu punya.

 Merantau memberimu kesempatan menjelajah tempat-tempat baru, setelahnya kamu pun akan menemukan sebenar-benarnya dirimu.

Kadang, kamu tak baik-baik menyadari bahwa ada banyak hal yang selama ini membelenggu hidupmu. Lantaran terlena dengan zona nyaman, kamu tak bisa memaksimalkan kemampuan dan menemukan renjanamu. Terkungkung dengan pendapat orang-orang terdekat dan berbagai norma sosial bisa jadi menghambat dirimu untuk berkembang.

“Merantaulah sesering mungkin. Tersesat akan membantumu menemukan diri sendiri.”

Merantau akan membuka matamu pada berbagai hal-hal baru. Menuntunmu menuju sesuatu yang benar-benar kamu inginkan selama ini. Menemukan apa yang sebenarnya jadi panggilan hidupmu. Pekerjaan atau profesi seperti apa yang kamu inginkan, bidang apa yang ingin kamu tekuni, atau hidup seperti apa yang ingin kamu jalani? Pertanyaan-pertanyaan ini akan terbayar lunas, terjawab tuntas ketika kamu berani melangkahkan kaki jauh dari rumahmu. 

Apa kabar kalian yang sedang berjuang di perantauan? Apakah saat ini kesuksesan sudah berhasil digenggam, ataukah kalian masih harus jatuh bangun melanjutkan perjuangan? Apapun itu, semoga kamu tetap semangat menjalani hidupmu di perantauan, ya! 

______________________________

Updated by : Cak_1 @ Jkt  03122019 

(source : https://www.hipwee.com/motivas)

 

 

Selasa, 05 November 2019

Sumeleh lan Sumarah dumateng kersaning Gusti

Sikap “sumeleh lan sumarah dumateng kersaning Gusti” (berserah dan pasrah pada kehendak Gusti) pada dasarnya adalah sikap mental yang bisa dicapai seseorang yang telah mampu berdamai dengan dirinya sendiri.

Kondisi ini merupakan pencapaian kesadaran yang telah paripurna. Sebagai prasyaratnya, dibutuhkan sikap percaya pada diri sendiri sepenuhnya dengan dilandasi konsep : telah mengerti akan dirinya sendiri, yaitu diri yang sejati. Disinilah muncul pula pernyataan Tak mungkin seseorang mengenal Tuhan bilamana tidak mengenal dirinya sendiri yang sejati.

Bagaimana mungkin berserah pada Gusti, jika dalam pikirannya masih ada penyangkalan atau gugatan. Yang artinya pikirannyapun masih belum mampu mendukung kemauan dirinya sendiri… Disinilah munculnya ungkapan pikiran harus dikendalikan dan ditempatkan sebagai patih, dan roh atau diri yang sejatinya sebagai panglima
__________________________________
Source : https://brayajagad.wordpress.com 
Updated By Cak_1 @ Jkt 05112019

Minggu, 03 November 2019

Sering Gelisah dan Stres? Baca Ayat Al-Qur’an ini untuk Meredakannya

TEKANAN hidup yang dihadapi manusia modern setiap harinya tidak jarang memberikan efek buruk bagi kesehatan jiwa. Gundah gulana, gelisah, bahkan stres menghantui setiap setiap orang yang bergelut dengan berbagai rutinitas harian.

Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari ketidakberdayaan menanggung beban hidup, kegagalan, tekanan eksternal dan permasalahan berat lainnya.  Allah SWT menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Al-Qur’an memiliki banyak nama lain yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Salah satu nama dan sifat Al-Qur’an yang belakangan banyak dibahas yakni Asy-Syifa atau sebagai penyembuh.

"Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (QS. Al Isra: 82)

Dalam banyak penelitian, Al-Qur’an memiliki khasiat sebagai penawar penyakit baik jasmani maupun rohani. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Dr Ahmed Al-Qadhi di Klinik Besar Florida, Amerika Serikat.

Menurutnya, membaca atau memperdengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an saja sudah dapat memberikan perubahan fisiologis yang besar bagi tubuh manusia.

Dalam sebuah studi lain yang dilakukan di Universitas Salford, Inggris, para ahli menemukan bahwa para peserta yang membaca Al Quran menjadi jauh lebih rileks dan tenang setelahnya, dibandingkan peserta lain yang membaca buku biasa.

Membaca Alquran dapat menenangkan pikiran dan batin, sesuai dengan firman Allah SWT yang dinyatakan jelas dalam surat Ara-ra’d pada ayat 28 : “Orang-orang yang beriman akan memiliki hati yang tenang dan tenteram jika selalu ingat dengan Allah SWT, maka ingatlah karena hanya dengan mengingat-Nya, hatimu menjadi tenteram.”

Ir. Abduldaem Al-Kaheel dalam bukunya yang berjudul “Al-Qur`an The Healing Book” menjelaskan beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang bisa dibaca saat seseorang merasakan sakit baik rohani maupun jasmani.  Berikut penjelasannya.

1. Membaca Surah Al-Fatihah sebanyak tujuh kali.

Surah Al-Fatihah sebagai pembuka dari kitab suci Al-QUr’an memiliki banyak keutamaan. Para ulama pun telah bersepakat mengenai keunggulan surah yang juga disebut sebagai Ummul Qur’an ini.  Rasulullah SAW bersabda “Demi Zat Yang Jiwaku ada di Tangan-Nya, Allah SWT tidak menurunkan surah yang setara dengan surah Al Fatihah dalam Taurat, Injil, dan Zabur, bahkan dalam Al Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Membaca Ayat Kursi atau Al-Baqarah Ayat 255

Ayat Kursi diyakini punya posisi penting dalam penyembuhan jika dibaca bagi mereka yang sedang sakit. Allah SWT akan memelihara orang yang membacanya dari seluruh kejahatan, keburukan, dan penyakit. Ayat ini sangat disarankan untuk dibaca pada saat pagi dan sore hari.

3. Dua ayat terakhir surat Al-Baqarah

Rasulullah menyebutkan, barang siapa yang membaca dua ayat terakhir surat Al Baqarah malam hari, maka Allah akan melindunginya dari berbagai keburukan, penyakit, rasa khawatir, dan gelisah.

4. Surah Al-Ikhlas

Surat ini setara dengan sepertiga Al Qur’an, sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW. Surat ini mengandung makna tentang sifat-sifat keesaan Allah SWT yang tak ada di ayat lainnya. Karenanya, surat ini disebut penting sekali untuk penyembuhan semua penyakit.

5. Surah Al-Falaq dan An-Naas

Rasulullah SAW bersabda, tidak ada sesuatu yang bisa melindungi seorang mukmin melebihi dari dua surat ini.

Ketika seorang mukmin berlindung kepada Allah SWT dan membaca dua surat ini, maka Allah SWT akan melindungi dan membentenginya dari berbagai keburukan penyakit.
Al-Qur’an merupakan pedoman yang paling mulia bagi setiap muslim.
Karenanya, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkannya.”

Dewasa ini, belajar Al-Qur’an bisa dilakukan dimanapun kapanpun. Apalagi saat ini sangat banyak website atau situs di internet yang menyediakan layanan praktis belajar Al-Qur’an. Seperti yang salah satunya ditawarkan oleh bisaquran.com dan tafsirweb.com.

Bisaquran.com menghadirkan sarana full digital berupa kelas online berbasis aplikasi instant messaging, atau menggunakan website khusus sebagai Learning Management System (LMS). Tak hanya itu, ada pula yang menggunakan sistem hybrid yakni menggabungkan materi klasik berupa buku dan video pembelajaran.

Sementara itu, tafsirweb.com memberikan akses untuk mempelajari tafsir al-Qur’an dengan beragam versinya. Di antaranya yakni, Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia, Tafsir Kementrian Agama Saudi Arabia, dan lain sebagainya. Semuanya tersedia gratis untuk dibaca. (*)
_________________________________________
Source : https://krjogja.com/web/news/read/113689
Upload By Cak_1 @Jkt 04112019

Senin, 21 Oktober 2019

Kafir Tapi “Baik”, Dijamin Selamatkah?

Jadi, yang namanya berakhlak itu pertama kali harus sopan kepada Allah dulu. Bagaimana masuk Surga jika pada Allah saja tidak sopan?
 
“Orang yang jujur, orang yang soleh, punya solidaritas sosial, punya dedikasi, punya loyalitas, apapun agamanya dia pasti mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah Subhanahu Wata’ala”, demikian statemen Maman Imanul Haq Faqih dalam sebuah Talkshow di televisi swasta beberapa waktu lalu.

Maman, yang juga pengurus sebuah ormas Islam itu, dengan begitu yakin menjamin keselamatan orang non-Muslim yang “baik”. Ia bahkan tidak ragu memutuskan dengan kata ‘pasti’. Pendapat ini sekedar klaim seorang diri Maman, tidak memiliki pijakan petunjuk agama. Sebuah klaim yang tidak memiliki landasan apapun kecuali copas dari pemikir Barat atau sekedar ingin mendapatkan puja-puji kelompok tertentu yang memiliki kekuatan.

Sadar atau tidak sadar, ia membuat sebuah klaim absolut. Sebuah keputusan ekstrim yang bukan haknya. Karena, sebagai Muslim, seharusnya klaim itu berdasarkan petunjuk wahyu, melalui saluran al-Qur’an dan Hadis. Masalahnya, klaim absolut tersebut tidak ada sama sekali dalam petunjuk wahyu. Justru sebaliknya, al-Qur’an menentang klaim tersebut.

Lalu, dari mana anggota Komisi VIII yang pernah berkujung ke USA, sebagai peserta program Inter-religios Dialogue di Ohio University itu bisa membuat klaim itu?

Sudah pasti dari sebuah paham bernama pluralisme. Klaim itu tidak ada dalam al-Qur’an, Hadis, kitab-kitab turats (kitab kuning), ataupun dari fatwa ulama. Tetapi, klaim itu mencontek dari kaum pluralis Barat.

Pluralisme agama merupakan agenda yang paling penting dalam liberalisasi. Ia mengajarkan bahwa semua agama adalah sama benarnya dan sama validnya. Paham ini memiliki sekurang-kuranganya dua aliran, yaitu aliran kesatuan transenden agama-agama dan teologi global.  Inti doktrin ini adalah menghilangkan sifat eksklusif umat beragama. Mengajarkan agar penganut agama tidak lagi tidak mengakui agamanya sendiri sebagai agama yang paling benar.

Ia adalah sebuah ideologi yang muncul di Barat pada abad ke-20. Kemunculannya berititik tolak dari suatu anggapan orang Barat bahwa pertumpahan darah, peperangan yang banyak terjadi di dunia akibat dari sikap eksklusif penganut agama dalam mendakwa kebenaran (truth claim).

Pada zaman itu, memang penganut agama Yahudi dan Nasrani telah bersikap sangat eksklusif dan dogmatik dalam mendakwa kebenaran agamanya itu, tanpa berhasil memberikan bukti yang kokoh atas pengakuan tersebut di hadapan para ilmuwan. Hal ini yang menyebabkan ketegangan antara agama (Khalif Muammar,Islam dan Pluralisme Agama, hal. 1).

Jadi, paham ini lahir dari ‘kandungan’ peradaban Barat, dan dipicu oleh sikap eksklusif agama Yahudi dan Nasrani. Ideologi ini tidak ada kaitan sejarah, atau tradisi dengan agama Islam. Di dalam tradisi pemikiran para ulama, dari salaf hingga khalaf, sampai kontemporer tidak ditemukan terminologi pluralisme agama. Karena, faham ini murni timbul sebagai reaksi orang Barat terhadap problem agama Yahudi dan Kristen.

Apa kaitannya dengan agama Islam? tidak ada sama sekali. Adapun kaum Muslim yang memasarkan paham ini sekedar ikut-ikutan tren orang Barat yang dipasarkan melalui buku-buku dan proyek pelatihan-pelatihan. Seseorang yang ikut-ikutan tanpa sadar akibatnya itu merupakan satu jenis penyakit kejiwaan, tidak percaya diri dan gawo’an (gampang kagum) terhadap perkembangan modernitas.

Paham ini sudah difatwakan oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) tahun 2005 sebabagai paham yang haram. Karena bertentangan dengan tauhid. Islam mengajarkan, siapapun yang ingin selamat haruslah melalui jalur Nabi Muhammad Shalalallahu ‘Alaihi Wassallam, bukan melalui Kristen, Yahudi, Budha, Hindu dan agama-agama lain. Allah Shalalallahu ‘Alaihi Wassallam telah memberi satu jalur saja untuk mencapai keselamatan. Bila ada sekelompok membuat jalur lain maka dipastikan itu bukan dari perintah Allah Subhanahu Wata’ala.

Nabi Shalalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda: “Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, tidak ada seorangpun, baik Yahudi maupun Nasrani yang mendengar tentang diriku dari umat Islam ini, kemudian ia mati dan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa kecuali ia akan menjadi penghuni neraka.” (HR. Muslim).

Hadits di atas menyampaikan pesan bahwa agama Islam telah menghapus agama-agama samawi sebelumnya. Hal ini sebagaimana ketetapan dalam al-Qur’an, hadits-hadits mutawatir dan ijma’ umat Islam. Oleh karena itu, orang yang mengingkari hal ini, hukumnya adalah kafir tanpa ada perselisihan di kalangan ulama.

Beriman kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam adalah syarat pokok seseorang bisa selamat dari api neraka. Setiap orang yang tidak beriman kepada baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, nasibnya akan masuk ke neraka selama-lamanya. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
 “Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS Ali-Imran : 85).

Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam hadits-hadits mutawatir dan menjadi ijma’ para ulama. Karena itu, orang Yahudi, Kristen dan penganut agama apapun selain Islam, tidak berhak masuk surga selamanya.

Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi dalam kitab tafsirnya Maroh Labid mengomentari tentang status Taurat dan Injil:

فالتوراة شريعة للأمة التي كانت من مبعث موسى إلى مبعث عيسى. والإنجيل شريعة من مبعث
عيسى إلى مبعث سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم، والقرآن شريعة للموجودين من سائر المخلوقات
في زمنه صلى الله عليه وسلم إلى يوم القيامة

“Taurat itu syariat untuk umat nabi Musa sampai diutusnya nabi Isa. Injil itu syariat untuk umat dari nabi Isa sampai diutusnya Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam. Adapun al-Qur’an adalah syariat untuk semua umat manusia sejak zaman Nabi Saw sampai hari Kiamat” (Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi, Maroh Labid,jilid 2, hal. 272). Berarti, orang yang mengaku pengikut Taurat dan Injil, pengakuannya batal dengan datangnya al-Qur’an.

Maka cukup jelas bahwa syarat orang yang mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah Subhanahu Wata’ala adalah harus beriman dan melaksanakan ajaran Nabi Muhammad Shalalallahu ‘Alaihi Wassallam. Artinya harus Muslim. Jika tidak maka amalnya sia-sia.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala:
وَٱلَّذِينَ ڪَفَرُوٓاْ أَعۡمَـٰلُهُمۡ كَسَرَابِۭ بِقِيعَةٍ۬ يَحۡسَبُهُ ٱلظَّمۡـَٔانُ مَآءً حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَهُ ۥ لَمۡ يَجِدۡهُ شَيۡـًٔ۬ا وَوَجَدَ ٱللَّهَ عِندَهُ ۥ فَوَفَّٮٰهُ حِسَابَهُ ۥ‌ۗ وَٱللَّهُ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ (٣٩)

Dan orang-orang yang kafir, perbuatan mereka seperti fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi apabila didatanginya tidak ada apa pun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah baginya. Lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan (amal-amal) dengan sempurna, dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. An-Nur: 39).

Amal orang-orang kafir seperti fatamorgana yang dilihat dan disangka oleh orang yang tidak tahu sebagai air, mereka mengira amal mereka bermanfaat, dan mereka pun membutuhkannya sebagaimana butuhnya orang yang kehausan terhadap air, sehingga ketika ia mendatangi amalnya pada hari pembalasan, ternyata ia dapatkan dalam keadaan hilang dan tidak memperoleh apa-apa.

Hal ini berarti, amal “baik” orang yang tidak beriman itu tidak membawa manfaat apapun bagi masa depan akhiratnya kelak.

Syarat diterimanya amal sehingga mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah Subhanahu Wata’ala itu harus beriman kepada Allah. Bila ada orang baik kepada sesame manusia tetapi kafir kepada Allah dan Rasul Nya, maka amalnya tertolak, sia-sia.

Karena, dia menentang Allah. Kepada manusia berbuat baik, tetapi kepada Allah berbuat lancang menentangnya. Sejahat-jahat manusia itu yang menentang hukum Allah. Bagaimana logikanya, kepada Sang Pemilik Kekuasaan ia berbuat lancang, tetapi kepada manusia tidak memiliki apa apa-apa berbuat baik.

Karena itu kafir yang beramal sosial, namanya tidak disebut sholeh atau baik. Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Athoillah al-Sakandari, ulama sufi kenamaan dalam kitabnya Tajul Arus: “Apa kamu kira berakhlak itu adalah menyapa manusia dengan sopan? Apa kamu kira akhlak itu hormat pada manusia seraya menantang Allah? Tidak. Akhlak yang baik itu menghormati Allah dan hukum-hukumnya serta menjauhi larangan Nya.”

Kesimpulan Akhir :

Jadi, yang namanya berakhlak itu pertama harus sopan kepada Allah. Bagaimana sopan kepada Nya? Yakni dengan taat pada hukum-hukum Allah. Ini namanya beriman. Bila seorang sopan kepada Allah maka ia akan memperlakukan manusia dengan semestinya. Bila ada seorang sopan kepada manusia tetapi lancang kepada Allah dan Rasul Nya, maka sikap sopan nya itu nifaq. Karena itu Allah tdk menerimanya sebagai pahala kelak.
__________________________________
Sumber : hidayatullah.com/artikel/tsaqafah
Artikel di Tulis Oleh : Ahmad Kholili Hasib (dosen INI Dalwa Bangil-Pasuruan)
Upload by : Cak_1 @Jkt 22102019 







Kamis, 19 September 2019

Tamak Mempercepat Kematian

SETEGUK air bisa sangat bermanfaat menghilangkan dahaga, terlalu melimpahnya air bisa bermakna banjir yang menenggelamkan dan melahirkan bahaya. Ternyata, yang lebih sedikit tidak selalu kurang bermakna dibandingkan yang banyak.

Syukuri saja yang kita miliki, dan nikmati saja apa yang ada di tangan kita, maka hidup akan terasa lebih mampu membuat kita tersenyum. Kalaulah kita ditakdirkan memiliki yang banyak, sungguh itu akan menjadi beban kalau dipikul dan dipikir sendiri.

Allah selalu ada untuk membantu mengatur dan menjaganya dengan cara kita berluas dada menggunakannya untuk membantu dan membahagiakan hamba-hambaNya. Kesombongan dan ketamakan yang selalu memanas-manasi pemiliknya untuk menjadi satu-satunya yang tiada tanding hanya akan menyebabkan ketertutupan jalan menuju kebahagiaan sejati.

Ada seorang lelaki yang rajin bekerja sampai menjadi kaya. Dia tidak kawin karena takut nanti kalau mati hartanya pindah ke tangan isterinya. Dia juga tak membangun rumah mewah karena takut kalau mati nanti akan ditempati orang.

Ketika sakit menjelang kematiannya, dimakannya emas dan uang yang dimilikinya karena takut pindah ke orang lain dan kemudian menjadi lebih kaya dari dirinya. Inilah yang menjadikannya semakin cepat menuju kematiannya.
____________________
Updated By Cak_1 @ Jkt 19092019
Source : Eramuslim.com



Jumat, 13 September 2019

HIDUP ITU PILIHAN !

Pengantar Redaksi :

Khutbah Jum’at 13 September 2019
Jakarta, Masjid Attaqwa Gedung Tatapuri Jakarta Pusat


Nikmat : Islam, Iman, Kesempatan, Kemampuan dan Kemauan. Kelima nikmat tersebut harus dapat dilaksanakan secara bersamaan, tidak bisa hanya menjalankan sepotong-potong saja, Artinya harus simultan. Sebagai gambaran, beragama Islam lalu sudah  beriman, tetapi kalau tidak ada kesempatan juga tidak mungkin dapat melaksanakan ibadah. Lebih Lanjut, ber-agama Islam, ber-Iman, punya Kesempatan tetapi  tidak ada Kemampuan untuk beribadah, ini juga tidak mungkin untuk beribadah. Lebih lanjut, ber-agama Islam, ber-Iman, punya kesempatan, punya kemampuan tetapi tidak ada Kemauan, ini juga  tidak bisa untuk melaksanakan Ibadah, jadi kesimpulan akhirnya, Nikmat Islam - Nikmat Iman - Nikmat Kesempatan - Nikmat Kemampuan - Nikmat Kemauan.
__________________________________________



Note : HIDUP ITU PILIHAN,  Ada 3 Pilihan dan Kalau Pilihan Sudah Ditentukan Ada 2 Peringatan.
****

NASEHAT JIBRIL PADA RASULULLAH SAW



Sabda Rasulullah saw.


عن سهل بن سعد قال جاء جبريل إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال: يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ


Dari Sahl bin Sa’ad ra, berkata: Jibril datang kepada Nabi saw, lalu berkata: “Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.” Kemudian dia berkata:” Wahai Muhammad! Kemulian seorang mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari (untuk shalat malam), dan keperkasaannya adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath no 4278, Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam al-Mustadrak 7921). Hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 2/483).

****


PENJELASAN HADITS Atas Ke-Tiga Pilihan Hidup.


Jibril datang untuk memberikan nasehat kepada Rasulullah saw. Nasehat Jibril adalah:


1.    <pilihan pertama> Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati.  يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ


Firman Allah swt.


Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu… (Qs. Ali Imran 3: 185).


Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh … (Qs. An Nisaa’ 4: 78).


Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. (Qs. Qaaf 50: 19).


Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan. Padahal kamu ketika itu melihat. dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. tetapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)? Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar..? (Qs. Al-Waqi’ah 56: 83-87).


Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkan”. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau. (Qs. Al Qiyamah 75: 26-30).


Sabda Rasulullah saw.


عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا أَغْبِطُ أَحَدًا بِهَوْنِ مَوْتٍ بَعْدَ الَّذِي رَأَيْتُ مِنْ شِدَّةِ مَوْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ


Dari ’Aisyah ra, berkata: “Aku tidak iri kepada siapapun atas kemudahan kematian(nya), sesudah aku melihat kepedihan kematian pada Rasulullah” (HR. Tirmidzi).


عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَمُوتُ وَعِنْدَهُ قَدَحٌ فِيهِ مَاءٌ فَيُدْخِلُ يَدَهُ فِي الْقَدَحِ ثُمَّ يَمْسَحُ وَجْهَهُ بِالْمَاءِ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى سَكَرَاتِ الْمَوْتِ =رواه احمد والحاكم=


Dari Aisyah ra berkata, ”Saya melihat Rasulullah saw ketika maut menjelang, sedangkan di dekatnya ada tungku berisikan air, kemudian ia memasukkan tangannya ke dalam tungku itu, lalu mengusap wajahnya dengan air sambil berdo’a: ”Ya Allah, tolong saya saat menghadapi sakaratul maut.” (HR. Ahmad dan Al Hakim).


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ t قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ r { أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ: اَلْمَوْتِ } رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ ([1]) .

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Perbanyaklah menyebut pelebur kenikmatan, yaitu : mati.” Riwayat Tirmidzi dan Nasa’i, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban.

Dari Anas ra, berkata: Bersabda Rasulullah saw.


اذْكُرِ المَوْتَ فِي صَلاَتِكَ، فَإِنَّ الرَّجُلَ إِذَا ذَكَرَ المَوْتَ فِي صَلاَتِهِ لَحَرِيٌّ أن يُحْسِنَ صَلاَتَهُ، وَصَلِّ صلاةَ رَجُلٍ لاَ يَظُنُّ أَنَّهُ يُصَلِّي صلاةً غيرَهَا


Ingatlah kematian dalam shalatmu, karena seseorang jika mengingat kematian di dalam shalatnya, niscaya hal itu akan menjadikan dia memperbagus shalatnya. Dan shalatlah dengan shalatnya seseorang yang tidak mengira kalau ia akan melakukan shalat selainnya (selain shalat yang dia lakukan saat itu).” (HR. Ad Dailami). 



Buah dari mengingat kematian adalah menghilangkan ketergantungan hati terhadap dunia dan ketamakan terhadap kesenangannya. Dan di antara buahnya yang lain adalah memperpendek angan-angan dalam dunia ini. Maka ahli Akhirat, mereka tidak memiliki panjang angan-angan di dalamnya, akan tetapi mereka hanya mengharapkan kehidupan di negeri yang kekal (akhirat).

****

2.    <pilhan kedua> Cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya. وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ


Maksudnya adalah cintailah siapa saja yang kamu suka di antara makhluk, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya. Maka jangan sampai kita menyibukkan hati dengan kesenangan-kesenangan dunia yang fana berupa suami, istri, anak, harta dan selainnya dari hal-hal yang kita cintai. Karena itu semua, bisa jadi akan pergi, atau bisa jadi kita yang pergi darinya! Maka sibukkanlah hati dengan kecintaan terhadap Dzat yang tidak berpisah dengan kita dan kita pun tidak berpisah dengannya, yaitu mengingat Allah dan amal shalih yang dicintai Allah dengan mendekat dengan-Nya. Karena hal itu akan menemani kita di alam kubur, sehingga tidak akan berpisah dengan kita.


Katakanlah: “Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA”. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (Qs. At Taubah 9: 24).


عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ =متفق عليه=



Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: Bersabda Rasulullah saw, Tiga yang mengiringi mayit, dua kembali dan tinggal hanya satu, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Maka yang pulang adalah keluarganya dan hartanya, sedangkan yang tinggal adalah hanya amalnya. (HR. Muttafaqun ‘Alaihi).
****



3.    <pilihan ketiga> Berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya. وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ



Firman Allah swt.

… Perbuatlah apa yang kamu kehendaki; sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Qs. Fushshilat 41: 40).



Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula. (Qs. Al Zalzalah 99: 7-8).



Dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka Kami, kitab Apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang pun”. (Qs. Al Kahfi 18: 49).



Maka, manfaatkan umur sebaik-baiknya untuk kebaikan.
_____________________________________________



PENJELASAN HADITS Atas Ke-2 Peringatan Hidup.



1.    <peringatan pertamaWahai Muhammad! Kemulian seorang mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari (untuk shalat malam). يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ



Firman Allah swt.



Dan pada sebahagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Qs. Al Israa’ 17: 79).

Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. (Qs. Adz Dzariyat 51: 17-18)


Sabda Rasulullah saw.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:”الصَّلاةُ خَيْرُ مَوْضُوعٍ، فَمَنِ اسْتَطَاعَ أَنْ يَسْتَكْثِرَ فَلْيَسْتَكْثِرَ”

Dari Abu Hurairah ra, berkata: Bersabda Rasulullah saw: “Shalat adalah sebaik-baik amalan yang Allah tetapkan bagi para hamba untuk mendekatkan diri kepada-Nya, maka barangsiapa yang sanggup melakukan banyak, maka hendaklah memperbanyak. (HR. ath-Thabarani dan Ibnu Hibban). Shahih.

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَقِيمُوا وَلَنْ تُحْصُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمْ الصَّلَاةَ وَلَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ
Dari Tsauban ia berkata; Rasulullah saw bersabda: “Beristiqamahlah kalian, dan sekali-kali kalian tidak akan dapat menghitungnya. Dan ketahuilah bahwasanya sebaik-baik amalan kalian adalah shalat, dan tidak ada yang menjaga wudlu kecuali orang mukmin. (HR. Ibnu Majah dan Ahmad). Shahih.

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi saw ditanya: Shalat apa yang paling utama setelah shalat wajib… :

أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلَاةُ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ

“Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib (fardhu) adalah shalat (sunnah) di tengah malam. (HR. Al-
Hakim, Abu Ya’la dan Ibnu Khuzaimah). Shahih.

2.    <peringatan kedua> Keperkasaannya adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia. لزُّهْدُ هُوَ تَرْكُ مَا لاَ يَنْفَعُ فِيْ اْلأَخِرَةِ

Zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat di akhirat.

Sabda Rasulullah saw.

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا أَنَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِي اللَّهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّوكَ =رواه ابن ماجه=

Dari Sahl bin Sa’ad As Sa’idiy ra, berkata: Sesorang laki-laki mendatangi Rasulullah saw lalu berkata, Ya Rasulallah, Tunjukkan padaku amal yang apabila aku melakukannya Allah mencintai aku dan orang lain juga mencintai aku. Maka Rasulullah saw bersabda: Zuhudlah engkau pada kehidupan dunia, Allah akan mencintaimu; dan zuhudlah engkau terhadap apa yang ada di tangan manusia, mereka akan mencintaimu. =HR. Ibnu Majah= Hadits hasan.

Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata:
وأوصيكم أن لا تُداينوا ولو لبستم العباء فإن الدّين ذُلُّ بالنهار وهم بالليل، فدعوه تُسَلِّمُ لكم أقداركم وأعراضكم وتبق لكم الحرمة في 
الناس ما بقيتم

“Aku wasiatkan kepada kalian agar tidak berhutang, meskipun kalian merasakan kesulitan, karena sesungguhnya hutang adalah kehinaan di siang hari kesengsaraan di malam hari, tinggalkanlah ia, niscaya martabat dan harga diri kalian akan selamat, dan masih tersisa kemuliaan bagi kalian di tenga-tengah manusia selama kalian hidup.”

Kesimpulan Penutup

Maka kesimpulannya bahwasanya nasihat ini, yang disampaikan Jibril kepada Nabi kita mencakup beberapa perkara:
  1. Peringatan agar tidak panjang angan-angan.
  2. Mengingatkan kematian.
  3. Tidak tertipu dengan berkumpulnya dengan keluarga, anak-anak dan orang-orang yang dicintai.
  4. Mengingatkan agar memanfaatkan umur untuk beribadah.
Anjuran agar menunaikan shalat tahajjud dan bersikap zuhud dengan dunia. @_@ Jkt 13092019