Khutbah Jum’at 13 September 2019
Jakarta, Masjid Attaqwa Gedung Tatapuri Jakarta
Pusat
Nikmat : Islam, Iman, Kesempatan, Kemampuan dan
Kemauan. Kelima nikmat tersebut harus
dapat dilaksanakan secara bersamaan,
tidak bisa hanya menjalankan sepotong-potong saja, Artinya harus simultan. Sebagai gambaran, beragama Islam
lalu sudah beriman, tetapi kalau tidak ada kesempatan juga tidak mungkin dapat
melaksanakan ibadah. Lebih Lanjut, ber-agama
Islam, ber-Iman, punya Kesempatan tetapi tidak ada Kemampuan untuk beribadah, ini juga
tidak mungkin untuk beribadah. Lebih
lanjut, ber-agama Islam, ber-Iman, punya kesempatan, punya kemampuan tetapi
tidak ada Kemauan, ini juga tidak bisa untuk melaksanakan Ibadah, jadi kesimpulan
akhirnya, Nikmat Islam -
Nikmat Iman - Nikmat Kesempatan - Nikmat Kemampuan - Nikmat Kemauan.
__________________________________________Note : HIDUP ITU PILIHAN, Ada 3 Pilihan dan Kalau Pilihan Sudah Ditentukan Ada 2 Peringatan.
****
NASEHAT JIBRIL PADA RASULULLAH SAW
Sabda Rasulullah saw.
عن سهل بن سعد قال جاء جبريل إلى النبي
صلى الله عليه وسلم فقال: يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ
وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ
مَجْزِيٌّ بِهِ ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ
بِاللَّيْلِ وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ
Dari Sahl bin Sa’ad ra, berkata: Jibril datang
kepada Nabi saw, lalu berkata: “Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya
kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan
berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan
diberi balasan karenanya.” Kemudian dia berkata:” Wahai Muhammad! Kemulian
seorang mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari (untuk shalat malam), dan
keperkasaannya adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath no 4278, Abu Nu’aim dalam
Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam al-Mustadrak 7921). Hadits ini dinyatakan
hasan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 2/483).
****
PENJELASAN HADITS Atas Ke-Tiga Pilihan Hidup.
Jibril datang untuk memberikan nasehat kepada
Rasulullah saw. Nasehat Jibril adalah:
1.
<pilihan pertama>
Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati. يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ
مَيِّتٌ
Firman Allah swt.
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan
Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu… (Qs. Ali
Imran 3: 185).
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan
kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh … (Qs. An
Nisaa’ 4: 78).
Dan datanglah sakaratul maut dengan
sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. (Qs. Qaaf
50: 19).
Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan.
Padahal kamu ketika itu melihat. dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu.
tetapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?
Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah
orang-orang yang benar..? (Qs. Al-Waqi’ah 56: 83-87).
Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang)
telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang
dapat menyembuhkan”. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan.
Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari
itu kamu dihalau. (Qs. Al Qiyamah 75: 26-30).
Sabda Rasulullah saw.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا أَغْبِطُ
أَحَدًا بِهَوْنِ مَوْتٍ بَعْدَ الَّذِي رَأَيْتُ مِنْ شِدَّةِ مَوْتِ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari ’Aisyah ra, berkata: “Aku tidak iri kepada
siapapun atas kemudahan kematian(nya), sesudah aku melihat kepedihan kematian
pada Rasulullah” (HR. Tirmidzi).
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ رَأَيْتُ رَسُولَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَمُوتُ وَعِنْدَهُ قَدَحٌ فِيهِ
مَاءٌ فَيُدْخِلُ يَدَهُ فِي الْقَدَحِ ثُمَّ يَمْسَحُ وَجْهَهُ بِالْمَاءِ ثُمَّ
يَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى سَكَرَاتِ الْمَوْتِ =رواه احمد والحاكم=
Dari Aisyah ra berkata, ”Saya melihat Rasulullah
saw ketika maut menjelang, sedangkan di dekatnya ada tungku berisikan air,
kemudian ia memasukkan tangannya ke dalam tungku itu, lalu mengusap wajahnya
dengan air sambil berdo’a: ”Ya Allah, tolong saya saat menghadapi sakaratul
maut.” (HR. Ahmad dan Al Hakim).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ t قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اَللَّهِ r { أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ: اَلْمَوْتِ }
رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ ([1]) .
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw
bersabda: “Perbanyaklah menyebut pelebur kenikmatan, yaitu : mati.” Riwayat
Tirmidzi dan Nasa’i, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban.
Dari Anas ra, berkata: Bersabda Rasulullah saw.
اذْكُرِ المَوْتَ فِي صَلاَتِكَ، فَإِنَّ
الرَّجُلَ إِذَا ذَكَرَ المَوْتَ فِي صَلاَتِهِ لَحَرِيٌّ أن يُحْسِنَ صَلاَتَهُ،
وَصَلِّ صلاةَ رَجُلٍ لاَ يَظُنُّ أَنَّهُ يُصَلِّي صلاةً غيرَهَا
Ingatlah kematian dalam shalatmu, karena
seseorang jika mengingat kematian di dalam shalatnya, niscaya hal itu akan
menjadikan dia memperbagus shalatnya. Dan shalatlah dengan shalatnya seseorang
yang tidak mengira kalau ia akan melakukan shalat selainnya (selain shalat yang
dia lakukan saat itu).” (HR. Ad Dailami).
Buah dari mengingat kematian
adalah menghilangkan ketergantungan hati terhadap dunia dan ketamakan terhadap
kesenangannya. Dan di antara buahnya yang lain adalah memperpendek angan-angan
dalam dunia ini. Maka ahli Akhirat, mereka tidak memiliki panjang angan-angan
di dalamnya, akan tetapi mereka hanya mengharapkan kehidupan di negeri yang
kekal (akhirat).
****
2.
<pilhan kedua>
Cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah
dengannya. وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ
Maksudnya adalah cintailah siapa saja yang kamu
suka di antara makhluk, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya.
Maka jangan sampai kita menyibukkan hati dengan kesenangan-kesenangan dunia
yang fana berupa suami, istri, anak, harta dan selainnya dari hal-hal yang kita
cintai. Karena itu semua, bisa jadi akan pergi, atau bisa jadi kita yang pergi
darinya! Maka sibukkanlah hati dengan kecintaan terhadap Dzat yang tidak
berpisah dengan kita dan kita pun tidak berpisah dengannya, yaitu mengingat Allah
dan amal shalih yang dicintai Allah dengan mendekat dengan-Nya. Karena hal itu
akan menemani kita di alam kubur, sehingga tidak akan berpisah dengan kita.
Katakanlah: “Jika bapa-bapa , anak-anak ,
saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang
kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad
di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA”. dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (Qs. At
Taubah 9: 24).
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ
فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ
فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ =متفق عليه=
Dari Anas bin Malik ra, ia
berkata: Bersabda Rasulullah saw, Tiga yang mengiringi mayit, dua kembali dan
tinggal hanya satu, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Maka yang pulang
adalah keluarganya dan hartanya, sedangkan yang tinggal adalah hanya amalnya. (HR.
Muttafaqun ‘Alaihi).
****
3.
<pilihan ketiga> Berbuatlah
sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya. وَاعْمَلْ
مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ
Firman Allah swt.
… Perbuatlah apa yang kamu kehendaki;
sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Qs. Fushshilat
41: 40).
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat
dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya pula. (Qs. Al Zalzalah 99: 7-8).
Dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat
orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan
mereka berkata: “Aduhai celaka Kami, kitab Apakah ini yang tidak meninggalkan
yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan
mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak
menganiaya seorang pun”. (Qs. Al Kahfi 18: 49).
Maka, manfaatkan umur
sebaik-baiknya untuk kebaikan.
_____________________________________________
PENJELASAN HADITS Atas Ke-2 Peringatan
Hidup.
1. <peringatan pertama> Wahai Muhammad! Kemulian
seorang mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari (untuk shalat malam). يَا
مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ
Firman Allah swt.
Dan pada sebahagian malam hari bershalat
tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu
mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Qs. Al Israa’ 17: 79).
Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu
malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. (Qs.
Adz Dzariyat 51: 17-18)
Sabda Rasulullah saw.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:”الصَّلاةُ خَيْرُ مَوْضُوعٍ،
فَمَنِ اسْتَطَاعَ أَنْ يَسْتَكْثِرَ فَلْيَسْتَكْثِرَ”
Dari Abu Hurairah ra, berkata: Bersabda
Rasulullah saw: “Shalat adalah sebaik-baik amalan yang Allah tetapkan bagi para
hamba untuk mendekatkan diri kepada-Nya, maka barangsiapa yang sanggup
melakukan banyak, maka hendaklah memperbanyak. (HR. ath-Thabarani dan
Ibnu Hibban). Shahih.
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَقِيمُوا وَلَنْ تُحْصُوا
وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمْ الصَّلَاةَ وَلَا يُحَافِظُ عَلَى
الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ
Dari Tsauban ia berkata; Rasulullah saw bersabda:
“Beristiqamahlah kalian, dan sekali-kali kalian tidak akan dapat menghitungnya.
Dan ketahuilah bahwasanya sebaik-baik amalan kalian adalah shalat, dan tidak
ada yang menjaga wudlu kecuali orang mukmin. (HR. Ibnu Majah dan
Ahmad). Shahih.
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi saw ditanya:
Shalat apa yang paling utama setelah shalat wajib… :
أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ
الصَّلَاةُ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ
“Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib (fardhu)
adalah shalat (sunnah) di tengah malam. (HR. Al-
Hakim, Abu Ya’la dan
Ibnu Khuzaimah). Shahih.
2. <peringatan kedua>
Keperkasaannya adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia. لزُّهْدُ
هُوَ تَرْكُ مَا لاَ يَنْفَعُ فِيْ اْلأَخِرَةِ
Zuhud
adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat di akhirat.
Sabda
Rasulullah saw.
عَنْ
سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا أَنَا
عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِي اللَّهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ
وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّوكَ =رواه ابن ماجه=
Dari
Sahl bin Sa’ad As Sa’idiy ra, berkata: Sesorang laki-laki mendatangi Rasulullah
saw lalu berkata, Ya Rasulallah, Tunjukkan padaku amal yang apabila aku
melakukannya Allah mencintai aku dan orang lain juga mencintai aku. Maka
Rasulullah saw bersabda: Zuhudlah engkau pada kehidupan dunia, Allah akan
mencintaimu; dan zuhudlah engkau terhadap apa yang ada di tangan manusia,
mereka akan mencintaimu. =HR. Ibnu Majah= Hadits hasan.
Umar
bin Abdul Aziz rahimahullah berkata:
وأوصيكم
أن لا تُداينوا ولو لبستم العباء فإن الدّين ذُلُّ بالنهار وهم بالليل، فدعوه
تُسَلِّمُ لكم أقداركم وأعراضكم وتبق لكم الحرمة في
الناس ما بقيتم
“Aku
wasiatkan kepada kalian agar tidak berhutang, meskipun kalian merasakan
kesulitan, karena sesungguhnya hutang adalah kehinaan di siang hari
kesengsaraan di malam hari, tinggalkanlah ia, niscaya martabat dan harga diri
kalian akan selamat, dan masih tersisa kemuliaan bagi kalian di tenga-tengah
manusia selama kalian hidup.”
Kesimpulan
Penutup
Maka
kesimpulannya bahwasanya nasihat ini, yang disampaikan Jibril kepada Nabi kita
mencakup beberapa perkara:
- Peringatan agar tidak panjang angan-angan.
- Mengingatkan kematian.
- Tidak tertipu dengan berkumpulnya dengan keluarga, anak-anak dan orang-orang yang dicintai.
- Mengingatkan agar memanfaatkan umur untuk beribadah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar