Din-al Islam atau Dinul Islam merupakan istilah dalam Bahasa Arab yang artinya agama Islam. Memahami Islam secara sederhana dapat dilakukan dengan mengetahui maksud dari namanya. Dinul Islam tersusun dari dua kata yakni Din dan Islam yang berakar dari kata salima.
Istilah din secara umum diartikan sebagai agama. Namun Syed Muhammad Naquib Al-Attas (1993) dalam Islam and Secularism memperluas makna tersebut. Menurutnya, din merupakan asas bagi suatu kehidupan yang tertib dan teratur.
Sementara itu, melansir materi Konsep Agama Islam tulisan Dr Marzuki M.Ag, kata salima artinya selamat, damai, dan sejahtera. Kemudian muncul kata turunan istislam yang bermakna ketundukan atau penyerahan diri.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالأِنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
Artinya “Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia terkecuali untuk mengabdi kepadaKu."
Dengan demikian, Islam dapat dipahami sebagai serangkaian peraturan yang didasarkan pada wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada para nabi/rasul untuk ditaati. Tujuannya demi memelihara keselamatan, kesejahteraan, dan perdamaian bagi umat manusia.
Hakikat Dinul Islam
Dari penjelasan sebelumnya dapat diketahui bahwa ajaran Islam pada hakikatnya bersifat universal karena memerhatikan kemaslahatan umat. Misinya tidak lain adalah sebagai rahamatan lil ‘alamin atau rahmat bagi seluruh alam.
Allah berfirman dalam surat Al Anbiya ayat 107 yang berbunyi:
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Wa mā arsalnāka illā raḥmatal lil-'ālamīn
Artinya: Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.
Melansir walisongo.ac.id, Islam sangat menekankan kebaikan dan kebajikan sesama umat manusia. Ini didasari oleh firman Allah dalam Surat Al-Qashash ayat 77 yang artinya:
“Carilah dari yang diberikan Allah kepadamu pahala akhirat, dan jangan lupa bagianmu dari kehidupan dunia, berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah menimbulkan kerusakan di bumi. Allah sungguh tidak senang kepada orang yang menimbulkan kerusakan.”
Inti ajaran yang dibawa oleh para nabi sejak Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW ini adalah tauhid atau mengesakan Allah. Hakikat Islam tergambar jelas dari penjelasan Rasulullah mengenai rukun Islam.
"Hadits dari Abdulrahman bin Abdilah Umar bin Khatab berkata: Islam dibangun atas lima (hal): bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul-Nya, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Di dalamnya termasuk pula iman. Mengutip Keterkaitan Nilai Iman, Islam, dan Ihsan Dalam Kurikulum 2013 tulisan Anis Ilmiyah (2014) dikisahkan ketika para sahabat sedang berada di samping Rasulullah, tiba-tiba datanglah seseorang yang pakaiannya sangat putih dengan rambut hitam.
Tidak terlihat padanya bekas-bekas perjalanan, dan tidak ada seorangpun sahabat yang mengenalnya. Orang tersebut duduk di dekat Rasulullah SAW dan berkata “Terangkan iman kepadaku”.
Rasulullah bersabda: “Hendaknya engkau beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, hari kiamat dan beriman kepada takdir; baik buruknya”.
Istilah Dinul Islam dalam Alquran
Mengutip jurnal Islam dan Humanisme karya Muhammadin (2017), dalam Alquran sebutan bagi al-Islam ada beberapa macam, di antaranya yaitu:
- Dinullah: agama Allah, artinya agama milik Allah (QS.3:83)
- Dinul-haq: agama haq, yaitu kebenarannya nyata dalam kehadirannya dan adanya (QS. 61:9)
- Dinul-khalis: agama yang bersih dan murni dari kemusyrikan dan khurafat, sehingga kebersihan dan kemurnian ajarannya terpelihara selama-lamanya.
- Ad-dinul Qayyim: agama yang tepat dan tetap tegak. Ajaran dan syariatnya selalu relevan untuk tercapainya derajat umat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah (QS. 9:36, 30:30).
________________________________
Sumber : https://kumparan.com/berita-hari-ini/hakikat-dinul-islam-sebagai-rahmatan-lil-alamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar