PRAKATA

- HIDUP adalah sebuah pilihan dan setiap pilihan pasti ada konsekwensi-nya. Silahkan saja membenarkan diri terhadap apa yang telah dilakukan, tapi hati tidak pernah bohong dan parameter hukum/norma yang paling sempurna hanyalah ketentuan Allah SWT, jadi segeralah menuju pintu taubat, selama nafas masih ditenggorokan serta pintu taubat masih terbuka, sebelum segalanya jadi terlambat & penyesalan yang tiada guna lagi (Jkt, Juni 2012 rev.@jogja 8 Mei 2018) -

Kamis, 19 September 2019

Tamak Mempercepat Kematian

SETEGUK air bisa sangat bermanfaat menghilangkan dahaga, terlalu melimpahnya air bisa bermakna banjir yang menenggelamkan dan melahirkan bahaya. Ternyata, yang lebih sedikit tidak selalu kurang bermakna dibandingkan yang banyak.

Syukuri saja yang kita miliki, dan nikmati saja apa yang ada di tangan kita, maka hidup akan terasa lebih mampu membuat kita tersenyum. Kalaulah kita ditakdirkan memiliki yang banyak, sungguh itu akan menjadi beban kalau dipikul dan dipikir sendiri.

Allah selalu ada untuk membantu mengatur dan menjaganya dengan cara kita berluas dada menggunakannya untuk membantu dan membahagiakan hamba-hambaNya. Kesombongan dan ketamakan yang selalu memanas-manasi pemiliknya untuk menjadi satu-satunya yang tiada tanding hanya akan menyebabkan ketertutupan jalan menuju kebahagiaan sejati.

Ada seorang lelaki yang rajin bekerja sampai menjadi kaya. Dia tidak kawin karena takut nanti kalau mati hartanya pindah ke tangan isterinya. Dia juga tak membangun rumah mewah karena takut kalau mati nanti akan ditempati orang.

Ketika sakit menjelang kematiannya, dimakannya emas dan uang yang dimilikinya karena takut pindah ke orang lain dan kemudian menjadi lebih kaya dari dirinya. Inilah yang menjadikannya semakin cepat menuju kematiannya.
____________________
Updated By Cak_1 @ Jkt 19092019
Source : Eramuslim.com



Jumat, 13 September 2019

HIDUP ITU PILIHAN !

Pengantar Redaksi :

Khutbah Jum’at 13 September 2019
Jakarta, Masjid Attaqwa Gedung Tatapuri Jakarta Pusat


Nikmat : Islam, Iman, Kesempatan, Kemampuan dan Kemauan. Kelima nikmat tersebut harus dapat dilaksanakan secara bersamaan, tidak bisa hanya menjalankan sepotong-potong saja, Artinya harus simultan. Sebagai gambaran, beragama Islam lalu sudah  beriman, tetapi kalau tidak ada kesempatan juga tidak mungkin dapat melaksanakan ibadah. Lebih Lanjut, ber-agama Islam, ber-Iman, punya Kesempatan tetapi  tidak ada Kemampuan untuk beribadah, ini juga tidak mungkin untuk beribadah. Lebih lanjut, ber-agama Islam, ber-Iman, punya kesempatan, punya kemampuan tetapi tidak ada Kemauan, ini juga  tidak bisa untuk melaksanakan Ibadah, jadi kesimpulan akhirnya, Nikmat Islam - Nikmat Iman - Nikmat Kesempatan - Nikmat Kemampuan - Nikmat Kemauan.
__________________________________________



Note : HIDUP ITU PILIHAN,  Ada 3 Pilihan dan Kalau Pilihan Sudah Ditentukan Ada 2 Peringatan.
****

NASEHAT JIBRIL PADA RASULULLAH SAW



Sabda Rasulullah saw.


عن سهل بن سعد قال جاء جبريل إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال: يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ


Dari Sahl bin Sa’ad ra, berkata: Jibril datang kepada Nabi saw, lalu berkata: “Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.” Kemudian dia berkata:” Wahai Muhammad! Kemulian seorang mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari (untuk shalat malam), dan keperkasaannya adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath no 4278, Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam al-Mustadrak 7921). Hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 2/483).

****


PENJELASAN HADITS Atas Ke-Tiga Pilihan Hidup.


Jibril datang untuk memberikan nasehat kepada Rasulullah saw. Nasehat Jibril adalah:


1.    <pilihan pertama> Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati.  يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ


Firman Allah swt.


Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu… (Qs. Ali Imran 3: 185).


Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh … (Qs. An Nisaa’ 4: 78).


Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. (Qs. Qaaf 50: 19).


Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan. Padahal kamu ketika itu melihat. dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. tetapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)? Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar..? (Qs. Al-Waqi’ah 56: 83-87).


Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkan”. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau. (Qs. Al Qiyamah 75: 26-30).


Sabda Rasulullah saw.


عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا أَغْبِطُ أَحَدًا بِهَوْنِ مَوْتٍ بَعْدَ الَّذِي رَأَيْتُ مِنْ شِدَّةِ مَوْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ


Dari ’Aisyah ra, berkata: “Aku tidak iri kepada siapapun atas kemudahan kematian(nya), sesudah aku melihat kepedihan kematian pada Rasulullah” (HR. Tirmidzi).


عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَمُوتُ وَعِنْدَهُ قَدَحٌ فِيهِ مَاءٌ فَيُدْخِلُ يَدَهُ فِي الْقَدَحِ ثُمَّ يَمْسَحُ وَجْهَهُ بِالْمَاءِ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى سَكَرَاتِ الْمَوْتِ =رواه احمد والحاكم=


Dari Aisyah ra berkata, ”Saya melihat Rasulullah saw ketika maut menjelang, sedangkan di dekatnya ada tungku berisikan air, kemudian ia memasukkan tangannya ke dalam tungku itu, lalu mengusap wajahnya dengan air sambil berdo’a: ”Ya Allah, tolong saya saat menghadapi sakaratul maut.” (HR. Ahmad dan Al Hakim).


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ t قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ r { أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ: اَلْمَوْتِ } رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ ([1]) .

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Perbanyaklah menyebut pelebur kenikmatan, yaitu : mati.” Riwayat Tirmidzi dan Nasa’i, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban.

Dari Anas ra, berkata: Bersabda Rasulullah saw.


اذْكُرِ المَوْتَ فِي صَلاَتِكَ، فَإِنَّ الرَّجُلَ إِذَا ذَكَرَ المَوْتَ فِي صَلاَتِهِ لَحَرِيٌّ أن يُحْسِنَ صَلاَتَهُ، وَصَلِّ صلاةَ رَجُلٍ لاَ يَظُنُّ أَنَّهُ يُصَلِّي صلاةً غيرَهَا


Ingatlah kematian dalam shalatmu, karena seseorang jika mengingat kematian di dalam shalatnya, niscaya hal itu akan menjadikan dia memperbagus shalatnya. Dan shalatlah dengan shalatnya seseorang yang tidak mengira kalau ia akan melakukan shalat selainnya (selain shalat yang dia lakukan saat itu).” (HR. Ad Dailami). 



Buah dari mengingat kematian adalah menghilangkan ketergantungan hati terhadap dunia dan ketamakan terhadap kesenangannya. Dan di antara buahnya yang lain adalah memperpendek angan-angan dalam dunia ini. Maka ahli Akhirat, mereka tidak memiliki panjang angan-angan di dalamnya, akan tetapi mereka hanya mengharapkan kehidupan di negeri yang kekal (akhirat).

****

2.    <pilhan kedua> Cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya. وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ


Maksudnya adalah cintailah siapa saja yang kamu suka di antara makhluk, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya. Maka jangan sampai kita menyibukkan hati dengan kesenangan-kesenangan dunia yang fana berupa suami, istri, anak, harta dan selainnya dari hal-hal yang kita cintai. Karena itu semua, bisa jadi akan pergi, atau bisa jadi kita yang pergi darinya! Maka sibukkanlah hati dengan kecintaan terhadap Dzat yang tidak berpisah dengan kita dan kita pun tidak berpisah dengannya, yaitu mengingat Allah dan amal shalih yang dicintai Allah dengan mendekat dengan-Nya. Karena hal itu akan menemani kita di alam kubur, sehingga tidak akan berpisah dengan kita.


Katakanlah: “Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA”. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (Qs. At Taubah 9: 24).


عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ =متفق عليه=



Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: Bersabda Rasulullah saw, Tiga yang mengiringi mayit, dua kembali dan tinggal hanya satu, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Maka yang pulang adalah keluarganya dan hartanya, sedangkan yang tinggal adalah hanya amalnya. (HR. Muttafaqun ‘Alaihi).
****



3.    <pilihan ketiga> Berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya. وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ



Firman Allah swt.

… Perbuatlah apa yang kamu kehendaki; sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Qs. Fushshilat 41: 40).



Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula. (Qs. Al Zalzalah 99: 7-8).



Dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka Kami, kitab Apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang pun”. (Qs. Al Kahfi 18: 49).



Maka, manfaatkan umur sebaik-baiknya untuk kebaikan.
_____________________________________________



PENJELASAN HADITS Atas Ke-2 Peringatan Hidup.



1.    <peringatan pertamaWahai Muhammad! Kemulian seorang mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari (untuk shalat malam). يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ



Firman Allah swt.



Dan pada sebahagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Qs. Al Israa’ 17: 79).

Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. (Qs. Adz Dzariyat 51: 17-18)


Sabda Rasulullah saw.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:”الصَّلاةُ خَيْرُ مَوْضُوعٍ، فَمَنِ اسْتَطَاعَ أَنْ يَسْتَكْثِرَ فَلْيَسْتَكْثِرَ”

Dari Abu Hurairah ra, berkata: Bersabda Rasulullah saw: “Shalat adalah sebaik-baik amalan yang Allah tetapkan bagi para hamba untuk mendekatkan diri kepada-Nya, maka barangsiapa yang sanggup melakukan banyak, maka hendaklah memperbanyak. (HR. ath-Thabarani dan Ibnu Hibban). Shahih.

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَقِيمُوا وَلَنْ تُحْصُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمْ الصَّلَاةَ وَلَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ
Dari Tsauban ia berkata; Rasulullah saw bersabda: “Beristiqamahlah kalian, dan sekali-kali kalian tidak akan dapat menghitungnya. Dan ketahuilah bahwasanya sebaik-baik amalan kalian adalah shalat, dan tidak ada yang menjaga wudlu kecuali orang mukmin. (HR. Ibnu Majah dan Ahmad). Shahih.

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi saw ditanya: Shalat apa yang paling utama setelah shalat wajib… :

أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلَاةُ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ

“Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib (fardhu) adalah shalat (sunnah) di tengah malam. (HR. Al-
Hakim, Abu Ya’la dan Ibnu Khuzaimah). Shahih.

2.    <peringatan kedua> Keperkasaannya adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia. لزُّهْدُ هُوَ تَرْكُ مَا لاَ يَنْفَعُ فِيْ اْلأَخِرَةِ

Zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat di akhirat.

Sabda Rasulullah saw.

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا أَنَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِي اللَّهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّوكَ =رواه ابن ماجه=

Dari Sahl bin Sa’ad As Sa’idiy ra, berkata: Sesorang laki-laki mendatangi Rasulullah saw lalu berkata, Ya Rasulallah, Tunjukkan padaku amal yang apabila aku melakukannya Allah mencintai aku dan orang lain juga mencintai aku. Maka Rasulullah saw bersabda: Zuhudlah engkau pada kehidupan dunia, Allah akan mencintaimu; dan zuhudlah engkau terhadap apa yang ada di tangan manusia, mereka akan mencintaimu. =HR. Ibnu Majah= Hadits hasan.

Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata:
وأوصيكم أن لا تُداينوا ولو لبستم العباء فإن الدّين ذُلُّ بالنهار وهم بالليل، فدعوه تُسَلِّمُ لكم أقداركم وأعراضكم وتبق لكم الحرمة في 
الناس ما بقيتم

“Aku wasiatkan kepada kalian agar tidak berhutang, meskipun kalian merasakan kesulitan, karena sesungguhnya hutang adalah kehinaan di siang hari kesengsaraan di malam hari, tinggalkanlah ia, niscaya martabat dan harga diri kalian akan selamat, dan masih tersisa kemuliaan bagi kalian di tenga-tengah manusia selama kalian hidup.”

Kesimpulan Penutup

Maka kesimpulannya bahwasanya nasihat ini, yang disampaikan Jibril kepada Nabi kita mencakup beberapa perkara:
  1. Peringatan agar tidak panjang angan-angan.
  2. Mengingatkan kematian.
  3. Tidak tertipu dengan berkumpulnya dengan keluarga, anak-anak dan orang-orang yang dicintai.
  4. Mengingatkan agar memanfaatkan umur untuk beribadah.
Anjuran agar menunaikan shalat tahajjud dan bersikap zuhud dengan dunia. @_@ Jkt 13092019