PRAKATA

- HIDUP adalah sebuah pilihan dan setiap pilihan pasti ada konsekwensi-nya. Silahkan saja membenarkan diri terhadap apa yang telah dilakukan, tapi hati tidak pernah bohong dan parameter hukum/norma yang paling sempurna hanyalah ketentuan Allah SWT, jadi segeralah menuju pintu taubat, selama nafas masih ditenggorokan serta pintu taubat masih terbuka, sebelum segalanya jadi terlambat & penyesalan yang tiada guna lagi (Jkt, Juni 2012 rev.@jogja 8 Mei 2018) -

Selasa, 04 Desember 2018

Selamat Milad Bunda Uga

Selamat MILAD yang ke 62 tahun, Bunda Hj. Uga Wiranto, SH. Msi.

Semoga, selalu dalam lindungan Allah SWT dan diberikan nikmat umur panjang serta sehat wal'afiat dan tidak kurang suatu apa.

Amin ya Robbal Alamin.

Salam taklim kami,


- Suwandi -



Senin, 03 Desember 2018

Dan Semut Pun Berdzikir

Barangkali di antara kita menganggap remeh makhluk Allah yang mungil ini, yaitu semut. Tidak jarang kita jengkel ketika para semut mulai menggerogoti makanan atau mencicipi minuman segar yang kita simpan atau siap untuk dihidangkan dengan rapi. Dengan aktivitas semut ini, sebagian kita menganggap mereka makhluk yang selalu menyusahkan dan berbagai ekspresi lainnya.

Namun pernahkah kita menyadari bahwa semut terkadang lebih baik daripada segolongan manusia? Mungkin kita bertanya-tanya dan sebagian ada yang menentang perkataan ini, bahkan ada yang menyatakan, “Manusia adalah makhluk Allah SWT yang paling baik di dunia ini di antara berbagai makhluk Allah SWT lainnya, apalagi jika dibandingkan dengan sekelompok semut.”

Marilah kita perhatikan kisah-kisah berikut.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Ada salah seorang Nabi yang singgah di bawah pohon, lalu ia digigit oleh seekor semut. Lalu ia membinasakannya dan mencari tempat persembunyian semut tersebut. Setelah itu, ia menyuruh untuk membakar tempat tinggal semut tersebut. Kemudian Allah menanyakan kepadanya : Apakah hanya karena gigitan seekor semut engkau membakar satu umat yang senantiasa bertasbih, mengapa tidak satu semut saja yang engkau bunuh?” (Shahih, HR. Bukhari dan yang lainnya).

Dalam kisah yang lain, Ahmad menceritakan, bahwa Waki’ memberitahukan kami, Mus’ir memberitahu kami, dari Zaid Al-Ami, dari Abu Shadiq Al-Naji. Dia bercerita, Sulaiman bin Dawud pernah hendak pergi mencari air (maksudnya : shalat istisqa’, meminta hujan kepada Allah SWT), lalu ia melihat seekor semut dengan bersandar ke punggungnya dan mengangkat kedua kaki depannya ke langit mengucapkan, “Sesungguhnya kami adalah salah satu makhluk dari makhluk-makhlukMu, kami sangat butuh siraman dan rezekiMu. Baik Engkau akan mengucurkan air dan rezeki kepada kami atau membinasakan kami.” Kemudian Sulaiman bertutur (kepada kaumnya), “Kembalilah pulang, kalian akan diberi air (hujan) melalui do’a dari makhluk selain kalian.” (HR. Imam Ahmad).

Dari kisah tadi, Mahasuci Allah, Allah telah memberi petunjuk kepada semut untuk senantiasa bertasbih kepadaNya. Ketika semut membutuhkan bantuan dan pertolongan, ia meminta kepada Allah semata. Lalu bagaimana dengan kita yang merupakan makhluk yang paling baik yang telah diciptakan Allah SWT? Kita senantiasa melupakan Allah SWT karena terlena dengan kenikmatan-kenikmatan dunia, jarang bersyukur atas karuniaNya, serta jarang berdo’a kepadaNya. Sebagian besar di antara kita masih saja menyekutukan Allah SWT dengan meminta bantuan kepada Jin, Tukang Sihir, Paranormal, Kyai, Orang-Orang yang Telah Meninggal, Tempat-Tempat atau Benda yang dianggap Keramat. Bahkan ketika tertimpa musibah bencana alam seperti Gempa Bumi dan Gunung Meletus, sebagian kita tetap saja melakukan ritual-ritual yang tidak ada dalam ajaran Islam serta menyekutukan Allah SWT.

Hendaknya kita sebagai manusia merasa malu kepada semut yang selama ini kita anggap sepele, apalagi kepada Allah SWT.
Wallahu a’lam.
____________________
sumber : eramuslim.com

Istidraj: Ketika Ahlul Maksiat Bergelimang Harta Dunia

Jika Kita Tidak Segera Melakukan Perbaikan Diri Dengan Menjauhi Mindset Materialisme Dari Dalam Diri Kita, Sehingga Kita Terlena Dengan Kehidupan Dunia Yang Fana ini, Akhirnya Terjebak Istidraj dari ALLAH, Karena Kelalaian Kita Sendiri. Ujung-Ujungnya adalah Musibah dan Kerugian di Akhirat Kelak.!

APA ITU ISTIDROJ ?

ISTIDROJ itu adalah Azab Yang Diundur- Undur Oleh ALLAH Ta’ala, Namun ALLAH Tetap Memberikan Kita :

1). Harta Yang Berlimpah; Padahal Tidak Pernah Bersedekah. !
2). REZEKI BERLIPAT-LIPAT; Padahal Jarang Shalat, Tidak Senang pada Nasihat Ulama, dan Terus Berbuat Maksiat.. !
3). DIKAGUMI, DIHORMATI; Padahal Akhlak Bejat.
4). DIIKUTI, DITELADANI dan DIIDOLAKAN; Padahal Bangga Mengumbar Aurat Dalam Berpakaian.. !
5). SANGAT JARANG DIUJI SAKIT; Padahal Dosa-Dosa Menggunung dan Membukit. !
6). TIDAK PERNAH DIBERIKAN MUSIBAH; Padahal Gaya Hidupnya Sombong, Meremehkan Manusia, Angkuh dan Bedebah.. !
7). ANAK-ANAK SEHAT-SEHAT, CERDAS-CERDAS; Padahal Diberikan Makan Dari Harta Hasil Yang Haram (Menipu, Korupsi, Riba’, dll )..
8). HIDUP BAHAGIA PENUH CANDA TAWA; Padahal, Banyak Orang Karenanya Ternoda dan Terluka.
9. KARIRNYA TERUS MENANJAK; Padahal Banyak Hak Orang Yang Diinjak-Injak.. !
10. SEMAKIN TUA SEMAKIN MAKMUR; Padahal Berkubang Dosa Sepanjang Umur.. !
Hati-Hati, Karena itulah yang Dinamakan ISTIDRAJ.

RENUNGKAN AYAT INI :

ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala., berfirman:
 
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

Artinya:
Maka Tatkala Mereka Melupakan Peringatan yang telah diberikan kepada mereka, KAMI pun Membukakan Semua Pintu-Pintu Kesenangan Untuk Mereka; Sehingga apabila Mereka Bergembira Dengan Apa yang Telah Diberikan Kepada Mereka, KAMI Siksa Mereka Dengan Sekonyong-Konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”
(QS. AL-‘AN’ĀM : 44 )

RASULULLAH Shallallahu ‘Alaihi Wassalam., bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللّهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ، فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ

“Jika Kamu Melihat ALLAH Memberikan Dunia Kepada Seorang Manusia Pelaku Maksiat, Dengan Sesuatu YANG ia (pelaku maksiat) Sukai, Maka Sesungguhnya Itu adalah ISTIDRAJ.”
(HR. AHMAD )

Maka Jangan Silau Dengan Kesuksesan dan Kemegahan Yang Ditampilkan Seseorang.. !!!
Maka Waspadalah.. !!!
Bisa Jadi Dia Sedang Mengalami ISTIDRAJ.

Dan pada saatnya Nanti, ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala., Tiba-Tiba Mencabut Semua Kenikmatan itu, Tanpa Dia Sadari. !!!

Sebagai Orang Beriman yang Dikasihi ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala., maka ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala., akan Selalu Menjaga Kita dari Segala Kemaksiatan, Tidak Dibiarkan Dalam Kesesatan. !
Jadi kalau kita sudah Beramal Sholeh, Namun Kita Masih Diberi Ujian / Cobaan, Maka Itulah Tanda Kasih Sayang ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala., pada Hamba-Hamba-NYA, Berupa Keringanan Dosa dan Menuju Ampunan-NYA. !

SEMOGA KITA SELAMAT DARI ISTIDRAJ.

AAMIIN YAA RABBAL AL AAMIIN
___________________
sumber : eramuslim.com

Isyarat Tambah Usia

Setiap manusia akan mengalami pertumbuhan fisik atau perkembangan jasmaniah. Fase-fase itu adalah fase bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan fase usia tua. Semua fase ini pasti akan dilalui oleh semua manusia, kecuali orang-orang yang Allah SWT takdirkan ajal mereka datang lebih dahulu sebelum melewati semua tahapan di atas. Semua fase juga akan dialami oleh setiap orang tanpa mampu menunda, menolak atau melawannya.

Demikian ini sudah menjadi salah satu sunatullah. Tidak ada seseorang yang akan terus dalam satu fase secara terus-menerus. Ringkasnya, tidak mungkin seseorang akan berwujud bayi yang menyusui selama ia hidup di dunia ini tanpa mengalami perkembangan menuju fase berikut. Ini tidak mungkin (QS al-Mukmin [40]: 67.
 
Setiap perubahan-perubahan fisik dan nonfisik yang terjadi pada seseorang sampai akhir hidup atau biasa disebut bertambahnya usia manusia, sesungguhnya memberikan isyarat agar kita mampu melakukan amalan yang baik, yaitu amalan yang memenuhi syarat dan rukun yang dikerjakan sesuai petunjuk Rasul dengan keimanan dan berharap pahala dari Allah SWT.
 
Sabda Rasulullah SAW, "Sebaik-baik orang adalah orang yang panjang umurnya dan amalannya baik." (HR at-Tirmidzi).

Pertama, semakin bertambah usia, semakin lemah tangan menggenggam karena Allah sedang mendidik kita agar melepaskan cinta dunia (QS Hud [11]: 15-16). 

Kedua, semakin bertambah usia, semakin kabur mata kita karena Allah sedang mencerahkan mata hati untuk melihat akhirat. "Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)." (QS al-Isra [17]: 72).

Ketiga, semakin bertambah usia, semakin sensitif perasaan kita karena Allah sedang mengajarkan bahwa pautan hati dengan makhluk senantiasa menghampakan, tetapi hati yang berpaut kepada Allah tiada pernah mengecewakan (QS Lukman [31]: 22). 

Keempat, semakin bertambah usia, semakin gugur gigi-gigi kita karena Allah sedang mengingatkan bahwa suatu hari kita akan gugur ke dalam tanah (QS Ali Imran [3]: 145).

Kelima, semakin bertambah usia, semakin ditarik nikmat kekuatan tulang dan sendi kita karena Allah sedang mengingatkan bahwa tak lama lagi nyawanya akan diambil (QS an- Nisa [4]: 78). 

Keenam, semakin bertambah usia semakin putih rambut kita karena Allah sedang ingatkan kain kafan yang putih (QS Ali Imran [3]: 185). 

Ketujuh, begitu juga hati kita, semakin bertambah usia, semakin sepi dan ingin bersendirian karena Allah sedang mendidik kita untuk melepaskan cinta manusia dan dunia (QS al-An'am [6]:32). Wallahu'alam

__________
updated by cak_onedy (jkt, 04 Desember 2018
sumber : republika.co.id Oleh Ahmad Agus Fitriawan