Masuk surga karena kasih sayang Allah atau amal shaleh?, Baiklah pemirsa
blog materi kitab pernahkah kalian mendengar bahwasanya kita masuk
surga itu karena rahmat allah, seseorang yang masuk surga hakikatnya
karena sifat belas asihnya Allah kepada hambanya? atau malah yang kita
dengar sebaliknya yaitu kita bisa masuk surga karena amal kita banyak,
jika amal shaleh kita banyak maka bisa masuk surga.
Apapun yang kalian ketahui masalah di atas tentunya sangat menarik
kajian ini untuk kita pahami betul, bahwasanya masuk surga itu bukan
sekedar karena amal shaleh.
Pada umumnya kaum muslimin menganggap bahwa yang menentukan seseorang
untuk masuk surga dan neraka itu tergantung amalnya, seakan-akan amal
lah yang menentukan semata. artinya jika amalnya baik maka masuk surga,
dan apabila amalnya buruk maka masuk neraka.

Secara mutlak Persepsi di atas tidak bisa kita salahkan, dan juga secara
mutlak tidak bisa kita benarkan, karena memang ada dasarnya yaitu
firman Allah subhanahu wa ta'ala yang menerangkan bahwa amalan shalih
merupakan penyebab masuknya kaum mukminin ke dalam surga. Di antaranya
adalah firman Allah ta’ala:
الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ ۙ يَقُولُونَ سَلَامٌ
عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
"Orang-orang yang diwafatkan DALAM KEADAAN BAIK oleh para malaikat
mengatakan kepada mereka (dihari kiamat kelak): "Salaamun’alaikum,
MASUKLAH kamu ke dalam SURGA itu DISEBABKAN APA YANG KAMU KERJAKAN". (QS
an Nahl: 32)
وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan." (QS. Az-Zukhruf: 72)
Umumnya disimpulkan oleh para ulama tafsir bahwa amal merupakan sebab
masuk surga. Saya kutip beberapa kitab tafsir tentang ayat ini;
Tafsir Ibnu Katsir;
أي: أعمالكم الصالحة كانت سببا لشمول رحمة الله إياكم، فإنه لا يدخل أحدًا عمله الجنة، ولكن بفضل من الله ورحمته.
Maksudnya adalah Amal-amal shalih kalian merupakan sebab datangnya
rahmat Allah kepada kalian, karena amal seseorang tidak memasukkannya ke
dalam surga, melainkan karunia dan rahmat Allah. (7/239)
Tafsir At-Tahrir Wat-Tanwir, Ibnu Asyur;
والباء في ” بما كنتم تعملون ” للسببية وهي سببية بجعل الله وعده
Huruf “ب” dalam ayat بما كنتم تعملون menunjukkan ‘sebab’ sehingga Allah memenuhi janjinya. (13/321)
At-Tafsir Al-Muyassar, disusun oleh sejumlah ahli tafsir di bawah bimbingan Syekh Abdullah bin Abdul-Muhsin At-Turky;
وهذه الجنة التي أورثكم الله إياها؛ بسبب ما كنتم تعملون في الدنيا من الخيرات والأعمال الصالحات، وجعلها مِن فضله ورحمته جزاء لكم.
“Surga yang Allah berikan kepada kalian adalah karena sebab amal yang
kalian lakukan di dunia berupa amal kebaikan dan amal shalih yang dengan
karunia dan rahmat Allah surga dijadikan balasannya bagi kalian.”
Jika dikatakan bahwa amal bukan satu-satunya sebab seseorang masuk surga
itu lebih tepat. Karena memang di sana ada rahmat dan karunia Allah
Ta’ala yang menjadikan amal sebagai sebab seseorang masuk surga.
Hal inilah yang dinyatakan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali dalam kitabnya, Jami’ul Ulum Wal Hikam, 1/70l
لن يدخل الجنة أحد منكم بعمله فالمراد والله أعلم أن العمل بنفسهلا يستحق
به أحد الجنة لولا أن الله عز و جل جعله بفضله ورحمته سببا لذلك والعمل
بنفسهمن فضل الله ورحمته على عبده فالجنة وأسبابها كل من فضل الله ورحمته.
“Ungkapan ‘Tidaklah seseorang dari kalian masuk surga karena amalannya’
Maksudnya adalah –wallahua’lam- bahwa amal saja tidak menyebabkan
seseorang berhak dapat surga kalau bukan karena karunia dan rahmat Allah
yang menjadikan amal tersebut sebagai sebab untuk itu. Amal itu sendiri
merupakan karunia dan rahmat Allah terhadap hamba-Nya. Maka surga dan
sebab-sebabnya, seluruhnya merupakan karunia Allah dan rahmat-Nya.”
Dijelaskan oleh hadits shahih yang menerangkan bahwa amalan seseorang
itu tidaklah bisa memasukkan dirinya ke dalam surga. Hadits tersebut
datang dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى
الله عليه وسلم bersabda:
لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ قَالُوا وَلَا أَنْتَ يَا
رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لَا وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ
بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ
“Amalan seseorang itu tidak akan bisa memasukkannya ke dalam surga.”
Para sahabat bertanya: “Tidak juga anda, wahai Rasulullah?” Nabi
menjawab: “Tidak pula aku, akan tetapi Allah telah melimpahkan keutamaan
dan rahmat-Nya kepadaku.” [HR Al Bukhari (5673) dan Muslim (2816]
Menurut zhahir nash Hadis Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bahwa
amal ibadah itu tidak dapat memasukkan seseorang ke dalam surga, bahkan
tidak pula menjauhkan seseorang dari azab api neraka, melainkan karena
rahmat Allah semata.
Dalam kitab Shahih Muslim terdapat hadis yang menyebutkan:
عن جابر قال سمعت النيس صلى الله عليه وسلم يقول: لا يدخل احدا منكم عمله
الجنة ولا يجيره من النار ولا انا الا برحمة من الله. [روه مسلم[
Dari jabir, ia berkata: saya pernah mendengar Nabi Saw. bersabda: "Amal
saleh seseotang diantara kamu tidak dapat memasukkannya ke dalam surga
dan tidak dapat menjauhkannya dari azab api neraka dan tidak pula aku,
kecuali dengan rahmat Allah." (Riwayat Muslim; kitab Shahih Muslim, Juz
II, halaman 528)
Mengenai hadis yang menyatakan bahwa seseorang masuk surga bukan karena
amalnya, tetapi rahmat Allah dan karuia-Nya, kemi telah menemukan dalam
kitab Shahih Muslim, lebih dari empat buah hadis banyaknya.
Sebenarnya bila dalil-dalil Al-Qur'an dan Hadis-hadis Nabi tersebut
dianalisis agak mendalam, tidaklah terdapat pertentangan (ta'arudh),
melainkan dapat kita kompromikan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan komentar dua tokoh ulama. Yang satu
terkenal sebagai pakar dalam bidang tafsir, sedangkan yang kedua
terkenal pakar dalam bidang Fikih dan Hadis, yaitu:
1. Imam Ahmad Ash-Shawi Al-Maliki, dalam kitab tafsirnya Ash-Shawi; ketika mengompromikan kedua dalil tersebut, beliau berkata:
Jika engkau berkata, telah terdapat keterangan dalam sebuah hadis bahwa
Rasulullah Saw. telah bersabda: "Seseorang sekali-kali tidak masuk surga
dengan sebab amalnya." Rasulullah ditanya, "Dan tidak pula engkau, hai
Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Dan aku pun tidak, kecuali Allah
melimpahkan rahmat-Nya."
Lalu Imam Ash-Shawi menjawab, "Bahwasanya amal yang tersebut dalam ayat
Al-Qur'an itu ialah amal yang disertai dengan fadhal (karunia Allah),
sedangkan amal yang dimaksud dalam hadis Nabi itu ialah amal yang tidak
disertai karunia Allah."(Tafsir Shawi II:75)
2. Imam Muhyiddin An-Nawawi dalam kitabnya Syarah Shahih Muslim; ketika
mengompromikan kedua dalik tersebut diatas beliau menjelaskan:
Dan dalam kenyataan hadis-hadis ini ada petunjuk bagi ahli haq,
bahwasanya seseorang tidak berhak mendapat pahala dan surga karena amal
ibadahnya. Adapun firman Allah Ta'ala: "Masuklah kamu ke dalam surga itu
disebabkan apa yang telah kamu kerjakan," dan "Itulah surga yang
diwariskan kepadamu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan," dan
seumpama keduanya dari beberapa ayat Al-Qur'an yang menunjukkan
bahwasanya amal ibadah itu dapat memasukkan ke dalam surga, maka firman
Allah itu tidak bertentangan dengan beberapa hadis ini.
Akan tetapi, ayat-ayat itu berarti bahwasanya masuknya seseorang ke
dalam surga karena amal ibadahnya, kemudian mendapat taufik untuk
melakukan amal ibadah itu dan mendapat hidayah untuk ikhlas dalam ibadah
sehingga diterima di sisi Allah, adalah berkat rahmat Allah dan
karunia-Nya. (Kitab Syarah Shahih Muslim, juz XVII, halaman 160-161)
Dalam sebuah Hadits Riwayat Shahih Muslim yang cukup panjang,
Diriwayatkan dari Muhammad Bin Mukadir, dan juga diriwayatkan oleh
Jabir, Rasulullah datang kepada kami, lalu Rasulullah Muhammad
Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
”Baru saja Jibril datang kepadaku tadi, Jibril berkata:
”Hai Muhammad, Demi Allah: ”Bahwasanya ada seseorang melakukan ibadah
kira-kira lima ratus tahun diatas puncak sebuah gugung yang luas,
panjangnya 30 X 30 hasta, dan lautan yang melingkar di sekitarnya seluas
4000 farsakh dari setiap penjuru, di bawah gunung tersebut terdapat
sumber air jernih kira-kira satu jari lebarnya, dan terdapat pula pohon
buah delima yang sengaja disediakan oleh ALLAH untuknya dimana setiap
hari mengeluarkan buahnya satu biji.
Setiap sore sesudah berwudlu, buah tersebut diambil dan dimakan,
kemudian dia melakukan shalat seraya berdo’a mohon diambil nyawanya
ditengah tengah melakukan sujud, agar tubuhnya tidak tersentuh Bumi atau
yang lainnya, hingga ia bangkit di hari kiamat tengah bersujud kepada
ALLAH. Maka permohonannya dikabulkan ALLAH, karena itu setiap kami lewat
(naik-turun Langit) pasti dia tengah bersujud.”
Lanjut Jibril:”Kami temukan tulisnya (ceritanya) di lauhil mahfudz,
bahwa: ia akan dibangkitkan kelak dihari kiamat dalam keadaan masih
tetap bersujud dan diajukan kepada ALLAH, FirmanNya:”Masukkanlah
hamba-Ku ini ke sorga karena Rahmat-Ku.” Tetapi hamba itu menjawab:
”Melainkan karena amalku semata.”
Lalu ALLAH menyuruh Malaikat untuk menghitung semua amalnya dibanding
nikmat pemberianNya, dan ternyata setelah penotalan amal keseluruhan
selesai, dan dimulai dengan menghitung nikmatnya mata saja sudah
melebihi pahala ibadahnya sepanjang 500 tahun, padahal nikmat-nikmat
yang lain-lainnya jauh lebih besar dan berharga.
Lalu ALLAH berfirman: ”Lemparkan ia ke dalam Neraka.” Kemudian Malaikat
membawanya dan akan dilemparkan ke dalam Neraka, tetapi di tengah
perjalanan menuju Neraka, ia menyadari kekeliruannya dan menyesal seraya
berkata:”Ya ALLAH, masukkanlah aku ke surga karena Rahmat-Mu.”
Akhirnya Firman-Nya kepada Malaikat:”Kembalikanlah ia.”
Lalu ditanya ia:”Siapakah yang menciptakan kamu dari asalnya (tiada)?.”
Jawabnya:”Engkau ya ALLAH.”
Lalu hal itu dikarenakan amalmu ataukah Rahmat-Ku?.”
Jawabnya:”Karena Rahmat-Mu.”
Siapakah yang menguatkanmu beribadah selama lima ratus tahun?.”
Jawabnya lagi:”Engkau ya ALLAH.”
“Dan siapakah yang menempatkan kamu diatas Gunung dikelilingi lautan di
sekitarnya, dikaki Gunung tersebut memancar sumber air tawar, dan tumbuh
pohon delima yang buahnya kau petik setiap sore, padahal menurut hukum
adat, delima hanya berbuah sekali dalam setahun, lalu kau minta mati
dalam keadaan bersujud, siapa yang melakukan itu semua?.”
Jawabnya:” Engkau ya ALLAH.” FirmanNya:”Maka sadarlah kamu, bahwa itu
semua adalah semata karena Rahmat-Ku, dan sekarang Aku masukkan kamu ke
surga semata karenaRahmat-Ku.”
Kemudian Jibril berkata:”Segala-galanya dia alam ini bisa terjadi/ada, semua hanya karena rahmat ALLAH semata.”
Mengapa ini semua bisa terjadi? Bukankah hamba itu sudah sedemikian
rajinnya beribadah?Dari sini, ada beberapa pelajaran yang dapat kita
ambil, diantaranya :
1. Jangan terjebak dengan sombong / bangga / menyebut-nyebut / mengungkit amal kita
2. Kita semua tahu bahwa Iblis tadinya ialah golongan jin yang berhasil
menjadi pemimpin para Malaikat dahulu kala. Banyak tugas yang tidak
dapat diselesaikan oleh para malaikat namun dapat diselesaikan oleh
Iblis. Sekian juta tahun lamanya mengabdi & berprestasi hingga
akhirnya perlahan menduduki jabatan tinggi sampai menjadi pemimpin para
Malaikat. NAMUN, semua itu hancur lebur karena Iblis merasa LEBIH BAIK
dibanding manusia.
Berkaitan dengan ini ulama telah mencoba menggabungkan dan menyatukan
perbedaan yang terdapat di dalam ayat-ayat dan hadits di atas. Ulama
mengatakan bahwa tidak ada pertentangan antara ayat dan hadits tersebut,
karena surga itu sebenarnya hanya bisa dimasuki dengan rahmat dan
kemurahan Allah ta’ala, bukan karena amalan yang dilakukan oleh seorang
hamba. Walaupun amalan itu juga merupakan sebab masuknya surga, namun ia
bukanlah satu-satunya sebab dan bukan sebab yang paling utama. Ada pula
yang mengatakan bahwa masuknya seorang hamba ke dalam surga, itu
disebabkan karena adanya kemurahan dan rahmat dari Allah ta’ala. Adapun
amalan manusia, ia merupakan penentu kemuliaan dan ketinggian derajatnya
di dalam surga. Semakin baik amalannya, semakin tinggilah derajatnya di
surga. Wallahu a’lam bis-Shawab
Demikian Asimun Ibnu Mas'ud menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin
Sumber :
Pengalaman di pesantren
https://www.facebook.com/asimun.masud/posts/1652333351457251